Friday, March 11, 2011

Strategy Perang Sun Tzu

Ajaran Sun Tzu tidak hanya dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah militer, tetapi juga dipergunakan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, corporate strategy, human resource, finance, bahkan sampai dipakai sebagai cara untuk mendidik anak juga.

Sun Tzu mengatakan bahwa dalam hasil setiap peperangan selalu ditentukan oleh lima faktor konstan, yaitu :
a. Hukum moral (loyalitas atau komitmen) para prajurit yang siap mati.
b.Langit yang menunjukkan keadaan alam yang tidak bisa diubah, seperti siang-malam, panas- dingin.
c. Bumi yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, keadaan medan pertempuran yang dihadapi, kemungkinan hasil peperangan.
d. Pimpinan sebagai simbol karakter dan sifat dari teladan yang baik.
e. Metode dan Disiplin yang perlu dipahami dalam menyususun strategi perang dan konsekuensi dari pelaksanaan strategi tersebut.
Pihak yang paling menguasai faktor perang di atas, akan berhasil memenangkan pertempuran dengan mudah.

1. Menang Tanpa Bertempur

Sun Tzu mengatakan, “Dalam perang, strategi terbaik adalah merebut suatu negara secara utuh. Memperoleh 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah suatu keahlian. Namun menaklukan musuh tanpa bertempur, itu baru keahlian.”

2. Hindari Kekuatan Lawan dan Serang Kelemahannya

Sun Tzu mengarahkan kita fokus pada kelemahan kompetitor, yang bakal memaksimalkan profit karena dapat meminimalkan sumber daya yang digunakan. “Pasukan itu ibarat air. Agar bisa mengalir, dia harus menghindari tempat tinggi dan mencari tempat rendah. Makanya, hindarilah kekuatan dan seranglah kelemahan lawan,” demikianlah petuah Sun Tzu.

3. Gunakan Pengetahuan dan Tipuan

Inilah petuah Sun Tzu yang sangat terkenal: “Kenalilah musuhmu dan kenalilah dirimu, niscaya Anda akan berjaya dalam ratusan pertempuran.” Agar bisa tahu dan mengeksploitasi kelemahan pesaing, butuh pemahaman mendalam tentang strategi, kapabilitas, pemikiran, dan hasrat para pemimpinnya.

“Suatu perhitungan akan membuahkan hasil kemenangan bila kita mempunyai informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat,”

4. Kecepatan dan Persiapan

Sun Tzu menyatakan bahwa kita harus mampu bertindak dengan kecepatan tinggi. “Bersandar apa adanya tanpa persiapan merupakan kejahatan terbesar, persiapan terhadap kemungkinan yang muncul adalah kebijakan terbesar”. Bergerak dengan cepat bukan berarti mengerjakan secara tergesa-gesa.

Sun Tzu juga mengatakan “bahwa pasukan yang datang terlebih dahulu akan memproleh kemenagan yang lebih besar dibanding dengan pasukan yang datang tergesa-gesa”,

5. Membentuk Lawan

“Mereka yang ahli adalah mereka yang menggiring lawan menuju medan pertempuran dan bukan sebaliknya,” kata Sun Tzu.

Menurut Sun Tzu, membangun jaringan aliansi yang kuat merupakan cara untuk membendung gerakan aktraktif lawan.

6. Pemimpin Berkarakter

“Bila pemimpin memperlakukan orang dengan kebajikan, keadilan, dan kebenaran, serta mengangkat rasa percaya diri mereka; semua pasukannya akan satu pikiran dan senang melayani.”

Sun Tzu menggambarkan beberapa ciri dari seorang leader yang baik. Seorang pemimpin harus bijak, tulus, ramah, berani, dan tegas. Pemimpin juga mesti selalu memberikan contoh pada bawahannya.

“Dalam perang sekarang, terdapat seratus perubahan pada setiap langkahnya. Bila seseorang yakin ia mampu, ia maju; bila ia menganggapnya sulit, ia bakal tertinggal”.

Sun Tzu sangat memperhatikan kedisiplinan dan kepemimpinan, ia menyatakan “jika kata-kata perintah yang diberikan tidak jelas dan perintah tidak dipahami sepenuhnya, maka yang salah adalah panglimanya, namun jika perintah yang diberikan sudah jelas tapi para perajurit tidak mematuhinya maka yang salah adalah pemimpin” dari pernyataan tersebut jelas bahwa Sun Tzu sangat mengutamakan kebijakan pemimpin dan kedisipilinan bagi seluruh bawahannya untuk menaati akan tetapi di sisi yang lain Sun Tzu menyatakan bahwa “petarung yang handal akan mempertimbangkan pengaruh energi gabungan, dan tidak terlalu banyak meminta dari pasukannya”.dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa Sun Tzu memperhatikan komunikasi dua arah antara pemimpin dengan bawahannya.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home