Friday, March 11, 2011

11 Strategi Sun Tzu dalam Karir

PocketSunTzu

Sun Tzu adalah seorang ahli strategi. Teori-teori strategi yang dibuatnya selalu bisa membuat musuh kalang kabut. Strategi-strategi Sun Tzu yang terkenal ampuh itu ternyata bisa kita aplikasikan dalam bertempur di dunia kerja. Berikut 11 strategi yang bisa kita terapkan dalam karir.

1. Kenalilah Musuh dan Kenalilah diri sendiri. Maka anda bisa berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah.

Kunci keberhasilan selalu berawal dari pemahaman diri. Mengetahui siapa diri kita, apa tujuan hidup, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Musuh dalam hal ini tak selalu berasal dari luar diri. Musuh yang berasal dari dalam diri sendiri biasanya jauh lebih berbahaya dan lebih sulit dikalahkan. Misalnya sikap sombong, malas, kebiasaan menunda-nunda, dan kebiasaan buruk lainnya.

2. Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur. Gunakan kekuatan luar biasa untuk meraih kemenangan.

Bila anda ingin dilihat, tampillah menonjol. Jangan hanya menjadi orang kebanyakan. Cari tahu Patokan standar yang berlaku, dan berusahalah melebihinya. Lihat saja disekitar anda. Orang yang terpilih untuk menduduki sebuah posisi biasanya karena dianggap memilliki kelebihan. Misal lebih rajin, lebih cerdas, lebih cepat, lebih kuat.

3. Kemungkinan meraih kemenangan terletak pada serangan. Umumnya ia yang menduduki medan pertempurannya lebih dulu dan menantikan musuhnya.

Jadilah pribadi yang aktif, jangan duduk dan menunggu. Sementara anda menunggu, “musuh” diluar sana bergerak, tamatlah anda. Tak ada salahnya bersikap agresif atau menunjukan sikap ambisius sekalipun (selagi tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?). Jadilah pribadi yang penuh inisiatif. Lemparkan ide-ide kreatif dalam rapat, terlibatlah dalam kegiatan kantor. Jadilah bintang lapangan, jangan mau hanya duduk dibangku cadangan.

4. Kecepatan adalah inti perang. Yang dihargai dalam perang adalah kemenangan yang cepat diraih, bukan operasi berkepanjangan.

Bahkan 2500 tahun lalu ketika Sun Tzu mwngajarkan teorinya, pentingnya menghargai waktu sudah ditekankan. Apalagi di masa ketika setiap detik dinilai dengan rupiah. Untuk meraih keberhasilan, anda perlu bergerak cepat. Gampangnya, bila atasan anda memerintahkan anda berjalan, usahakan untuk berlari.

5. Tujuan mereka hendaknya mengambil segala yang dikolong langit dalam kondisi utuh lewat keunggulan strategi.

Untuk mencapai target apapun itu anda perlu strategi. Buatlah perencanaan yang baik. Jangan hanya bergantung pada kebetulan atau keberuntungan. Betul, tak selamanya rencana yang baik berakhir dengan bahagia, tapi setidaknya itu membantu anda untuk berjalan di jalur yang tepat, lebih fokus dan bersikap antisipatif. Untuk bisa merancang strategi yang tepat anda perlu memiliki visi atau kemampuan untuk melihat inti persoalan dan memiliki pandangan jauh ke depan. Ibarat kendaraan, visi ini akan mengantar anda menuju harapan-harapan yang mungkin saja pada hari ini kedengaran mustahil.

6. Kejarlah rancangan-rancangan strategis anda untuk membuat musuh takjub, maka anda bisa merebut kota-kota musuh dan menggulingkan Negara.

Sun Tsu mengisyaratkan pentingnya untuk bersikap konsisten. Bila anda sudah menetapkan target dan menentukan strategi untuk mencapainya, berusahalah konsisten. Jangan mudah dibelokkan. Fokuslah pada apa yang menjadi target dan berupayalah terus sampai tercapai.

7. Memenangkan pertempuran dan merebut lahan dan kota, tetapi gagal mengonsolidasikan prestasi-prestasi. Ini sama saja dengan buang-buang waktu dan sumber daya.

Sikap mudah puas seringkali menjadi pengganjal keberhasilan. Baru mendapat sedikit pujian dari atasan, langsung terbang ke langit ke tujuh dan lupa menapak bumi. Pernah dengar pepatah klasik yang bilang mempertahankan lebih sulit ketimbang merebut? Atau doktrin militer yang berbunyi “penyebab terbesar kekalahan adalah kemenangan.“

8. Ketika serangan elang meremukkan tubuh mangsanya, itu adalah berkat waktunya. Waktu adalah serupa dengan ditariknya pelatuk.

Pentingnya kepandaian membaca waktu dan situasi kondisi. Peluang bisa datang kapan saja, maka jadilah orang yang mampu membaca bahkan menciptakan peluang dan mengkoversikannya menjadi kemenangan.

9. Komandan yang andal dalam perang meningkatkan pengaruh moral dan patuh kepada hukum serta peraturan. Demikianlah ia berkuasa mengendalikan sukses

Pengaruh moral di sini sering diasosiasikan dengan integritas. Kesungguhan kerja seseorang bisa dilihat dari integritas pribadi yang ditunjukkan dalam sikap bisa diandalkan, bisa dipercaya dan motivasi untuk berprestasi. Entah sebagai atasan, maupun bawahan.

10. Adalah urusan seorang jenderal untuk tidak banyak bicara, sehingga lebih dapat menyimak

Intinya, belajarlah menjadi pendengar yang baik. Kalau jenderal saja yang merupakan pimpinan tertinggi perang disarankan untuk lebih banyak mendengar ketimbang bicara, apalagi prajurit. Artinya, di posisi atasan atau bawahan, anda memang purlu banyak menyimak. Semakin banyak mendengar, makin banyak informasi yang bisa diserap.

11. Meraih 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah puncak keterampilan. Menaklukkan musuh tanpa bertempurlah kesempurnaan tertinggi

Pertempuran apapun yang anda hadapi, bersaing dengan rekan sekerja untuk sebuah posisi, menghadapi persoalan dengan atasan, apapun, cobalah bermain cantik. Hadapi musuh dengan cara elegan. Hindari perbuatan curang, sikut – sikutan. Meminjam pepatah lama, tak perlu membakar lumbung padi bila hendak mengusir tikus. Beli saja lem tikus di supermarket. Jauh lebih gampang khan??

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home