The Invisible Guardian
Tampak sebagai yang tak tampak, menjaga seolah bukan penjaga. Karena tidak ada entitas yang benar-benar benar, yang ada hanya bentuk ideal.
Sun Tzu dan Sumbangsihnya
Konsep strategi yang dijabarkan oleh Sun Tzu menjadi sangat penting dalam kelanjutan diskursus mengenai strategi. Perlu diketahui pula bahwa apa yang sebenarnya dijabarkan oleh Sun Tzu dalam bukunya, Art Of War, adalah bukan merupakan ilmu militer, ilmu yang digunakan untuk memenangkan pertempuran dan peperangan. Art Of War adalah sebuah buku mengenai filsafat militer. Sesuai dengan judulnya, Sun Tzu mencoba menggambarkan sebuah seni militer yang menitikberatkan diskursusnya mengenai konsep strategi lebih pada aspek psikologis. Sun Tzu tidak menjelaskan cara dalam memenangi sebuah peperangan haruslah didekati secara militer, melainkan ia mengajarkan bahwa seorang ahli pertempuran adalah mereka yang dapat memenangkan sebuah pertempuran tanpa menggunakan tentara sama sekali untuk mengancurkan musuh. Hal ini tentu saja berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh penstudi strategi yang berasal dari Barat semisal Clausewitz. Dia menitikberatkan beratkan studinya mengenai strategi lebih kepada ilmu militer, dimana ia merupakan pendukung pengerahan pasukan guna mempercepat penghancuran musuh. Dengan demikian, konsep strategi Sun Tzu yang memberikan pendekatan lebih ke aspek psikologis dalam memenangkan pertempuran membuat konsep strateginya begitu fleksibel dan feasible jika diterapkan tidak hanya dalam ranah militer namun juga dapat diterapkan dalam ranah bisnis.
Dari tulisan Sun Tzu dapat disederhanakan dalam tiga hal yang menjadikan tulisan Sun Tzu begitu penting untuk dipelajari dan bahkan diterapkan mengenai hal yang berkaitan membutuhkan adanya perancangan sebuah strategi. Yang pertama adalah penjelasan Sun Tzu mengenai komitmen. Sun Tzu mengajarkan bahwa bila eksekutif berhasil membawa semua personil dalam organisasinya dalam komitmen pada sasaran yang sama, maka tidak ada satupun musuh dapat mengalahkannya. Konsep ini lebih dikenal dengan konsep Tao, dimana menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam penyusunan rencana atau strategi. Tao adalah faktor moral. Jika pemimpin negara mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan akan rela berkorban. Konsep ini menjadi penting karena fleksibilitas penerapannya dalam beberapa ranah. Dalam ranah militer tentu saja kemampuan seorang jenderal dalam memotivasi dan melecut semangat para pasukannya akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan strategi yang telah disusun dan yang akan dijalankan dalam setiap pertempuran. Sedangkan dalam ranah bisni, seorang manager harus mampu menjadi seserang yang dicintai, disegani dan mampu menguasai beberapa karakter supervisor-supervisor dan marketing anda menjadi satu kekuatan yang memiliki satu suara yaitu mendukung satu misi dan mengakuai bahwa dibawah kepemimpinan seorang manager, mereka bisa mengemban tugasnya dengan baik.
Yang kedua adalah Observasi. Pengamatan yang tajam atas lawan akan menghasilkan informasi mengenai situasi yang terjadi. Sebaliknya, kita harus mampu mengaburkan pengamatan lawan atas kita. Menurut Sun Tzu setiap gerakan besar lawan, hampir selalu ditandai dengan gerakan kecil terlebih dahulu, sehingga pengamatan yang terus menerus membuat kita waspada atas setiap tanda perubahan dari lawan. Hal ini tentu saja dapat diterapkan dalam ranah bisnis seperti yang biasa dilakukan oleh maarketing atau pemasar. Pemasar mesti bergerak cepat untuk dapat menguasai persaingan. Agar bisa menggunakan pengetahuan dan tipuan secara penuh, Sun Tzu menyatakan bahwa kita mesti mampu bertindak dengan kecepatan tinggi. “Bersandar apa adanya tanpa persiapan merupakan kejahatan terbesar, persiapan terhadap
kemungkinan yang muncul adalah kebijakan terbesar.” Bergerak dengan cepat bukan berarti mengerjakan secara tergesa-gesa. Kenyataannya, kecepatan butuh persiapan matang. Mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan, mengembangkan produk, dan layanan pelanggan adalah hal utama. Memahami reaksi kompetitor potensial terhadap serangan kita merupakan hal yang juga penting. “Suatu perencanaan akan membuahkan hasil maksimal bila kita mempunyai informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat,” begitu pendapat Khoo Keng Jor, penulis Applying Sun Tzu’s in Marketing. Karenanya, memaksimalkan kekuatan dalam mengumpulkan informasi itu sangat penting. Penggunaan intelejen pasar (spy) yang jitu akan meningkatkan pengetahuan untuk menyerang pasar dan mendiferensiasikan diri dalam mind share pelanggan. Dan pada akhirnya, pemasar tidak bisa mengabaikan gerakan pesaing, terlebih lagi tidak bisa mengabaikan kebutuhan pelanggan. Di dunia pemasaran kini, kita mesti mengenal siapa pelangan kita, mengenal siapa musuh kita, dan mengenal diri kita sendiri untuk dapat merebut kemenangan.
Yang ketiga adalah persiapan. Persiapan adalah landasan yang sangat penting untuk memanfaatkan action pada saat kesempatan datang. Pemimpin tidak akan mampu untuk melakukan tindakan guna memanfaatkan kesempatan yang muncul, bila dia tidak siap. Ada ungkapan yang berbunyi Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen. Artinya, kita harus mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri. Sekaligus, kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Hasilnya, 100 kali berperang, 100 kali menang. Sun Tzu juga mengingatkan bahwa , kemenangan bisa direngkuh melalui penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono pada tahap yang paling mendasar ini. Adakan penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, serta tinggi tingkat presisinya. Kemudian hal ini diderivatifkan kepada ranah bisnis yang bisa dilakukan oleh seorang marketing. Di dunia marketing, seni perang Sun Tzu menjiwai konsep modern analisis SWOT, sebuah analisis mengenai Strength atau Kekuatan, Weakness atau Kelemahan, Opportunity atau Kesempatan, dan Threath atau Ancaman. Berpuluh-puluh tahun lamanya, analsis SWOT ini telah dibuktikan keandalannya oleh para marketer.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsepse Sun Tzu mengenai strategi dalam Art of War menjadi begitu penting dan masih relevan dengan diskursus mengenai strategi kontemporer karena Sun Tzu dapat menyajikan konsep strategi yang fleksibel dan feasible untuk diterapkan dalam berbagai ranah. Walaupun berangkat dari ranah militer, tidak membuatnya kaku dan stagnan hanya pada ranah militer saja.
Sun Tzu dan Sumbangsihnya
Konsep strategi yang dijabarkan oleh Sun Tzu menjadi sangat penting dalam kelanjutan diskursus mengenai strategi. Perlu diketahui pula bahwa apa yang sebenarnya dijabarkan oleh Sun Tzu dalam bukunya, Art Of War, adalah bukan merupakan ilmu militer, ilmu yang digunakan untuk memenangkan pertempuran dan peperangan. Art Of War adalah sebuah buku mengenai filsafat militer. Sesuai dengan judulnya, Sun Tzu mencoba menggambarkan sebuah seni militer yang menitikberatkan diskursusnya mengenai konsep strategi lebih pada aspek psikologis. Sun Tzu tidak menjelaskan cara dalam memenangi sebuah peperangan haruslah didekati secara militer, melainkan ia mengajarkan bahwa seorang ahli pertempuran adalah mereka yang dapat memenangkan sebuah pertempuran tanpa menggunakan tentara sama sekali untuk mengancurkan musuh. Hal ini tentu saja berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh penstudi strategi yang berasal dari Barat semisal Clausewitz. Dia menitikberatkan beratkan studinya mengenai strategi lebih kepada ilmu militer, dimana ia merupakan pendukung pengerahan pasukan guna mempercepat penghancuran musuh. Dengan demikian, konsep strategi Sun Tzu yang memberikan pendekatan lebih ke aspek psikologis dalam memenangkan pertempuran membuat konsep strateginya begitu fleksibel dan feasible jika diterapkan tidak hanya dalam ranah militer namun juga dapat diterapkan dalam ranah bisnis.
Dari tulisan Sun Tzu dapat disederhanakan dalam tiga hal yang menjadikan tulisan Sun Tzu begitu penting untuk dipelajari dan bahkan diterapkan mengenai hal yang berkaitan membutuhkan adanya perancangan sebuah strategi. Yang pertama adalah penjelasan Sun Tzu mengenai komitmen. Sun Tzu mengajarkan bahwa bila eksekutif berhasil membawa semua personil dalam organisasinya dalam komitmen pada sasaran yang sama, maka tidak ada satupun musuh dapat mengalahkannya. Konsep ini lebih dikenal dengan konsep Tao, dimana menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam penyusunan rencana atau strategi. Tao adalah faktor moral. Jika pemimpin negara mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan akan rela berkorban. Konsep ini menjadi penting karena fleksibilitas penerapannya dalam beberapa ranah. Dalam ranah militer tentu saja kemampuan seorang jenderal dalam memotivasi dan melecut semangat para pasukannya akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan strategi yang telah disusun dan yang akan dijalankan dalam setiap pertempuran. Sedangkan dalam ranah bisni, seorang manager harus mampu menjadi seserang yang dicintai, disegani dan mampu menguasai beberapa karakter supervisor-supervisor dan marketing anda menjadi satu kekuatan yang memiliki satu suara yaitu mendukung satu misi dan mengakuai bahwa dibawah kepemimpinan seorang manager, mereka bisa mengemban tugasnya dengan baik.
Yang kedua adalah Observasi. Pengamatan yang tajam atas lawan akan menghasilkan informasi mengenai situasi yang terjadi. Sebaliknya, kita harus mampu mengaburkan pengamatan lawan atas kita. Menurut Sun Tzu setiap gerakan besar lawan, hampir selalu ditandai dengan gerakan kecil terlebih dahulu, sehingga pengamatan yang terus menerus membuat kita waspada atas setiap tanda perubahan dari lawan. Hal ini tentu saja dapat diterapkan dalam ranah bisnis seperti yang biasa dilakukan oleh maarketing atau pemasar. Pemasar mesti bergerak cepat untuk dapat menguasai persaingan. Agar bisa menggunakan pengetahuan dan tipuan secara penuh, Sun Tzu menyatakan bahwa kita mesti mampu bertindak dengan kecepatan tinggi. “Bersandar apa adanya tanpa persiapan merupakan kejahatan terbesar, persiapan terhadap
kemungkinan yang muncul adalah kebijakan terbesar.” Bergerak dengan cepat bukan berarti mengerjakan secara tergesa-gesa. Kenyataannya, kecepatan butuh persiapan matang. Mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan, mengembangkan produk, dan layanan pelanggan adalah hal utama. Memahami reaksi kompetitor potensial terhadap serangan kita merupakan hal yang juga penting. “Suatu perencanaan akan membuahkan hasil maksimal bila kita mempunyai informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat,” begitu pendapat Khoo Keng Jor, penulis Applying Sun Tzu’s in Marketing. Karenanya, memaksimalkan kekuatan dalam mengumpulkan informasi itu sangat penting. Penggunaan intelejen pasar (spy) yang jitu akan meningkatkan pengetahuan untuk menyerang pasar dan mendiferensiasikan diri dalam mind share pelanggan. Dan pada akhirnya, pemasar tidak bisa mengabaikan gerakan pesaing, terlebih lagi tidak bisa mengabaikan kebutuhan pelanggan. Di dunia pemasaran kini, kita mesti mengenal siapa pelangan kita, mengenal siapa musuh kita, dan mengenal diri kita sendiri untuk dapat merebut kemenangan.
Yang ketiga adalah persiapan. Persiapan adalah landasan yang sangat penting untuk memanfaatkan action pada saat kesempatan datang. Pemimpin tidak akan mampu untuk melakukan tindakan guna memanfaatkan kesempatan yang muncul, bila dia tidak siap. Ada ungkapan yang berbunyi Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen. Artinya, kita harus mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri. Sekaligus, kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Hasilnya, 100 kali berperang, 100 kali menang. Sun Tzu juga mengingatkan bahwa , kemenangan bisa direngkuh melalui penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono pada tahap yang paling mendasar ini. Adakan penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, serta tinggi tingkat presisinya. Kemudian hal ini diderivatifkan kepada ranah bisnis yang bisa dilakukan oleh seorang marketing. Di dunia marketing, seni perang Sun Tzu menjiwai konsep modern analisis SWOT, sebuah analisis mengenai Strength atau Kekuatan, Weakness atau Kelemahan, Opportunity atau Kesempatan, dan Threath atau Ancaman. Berpuluh-puluh tahun lamanya, analsis SWOT ini telah dibuktikan keandalannya oleh para marketer.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsepse Sun Tzu mengenai strategi dalam Art of War menjadi begitu penting dan masih relevan dengan diskursus mengenai strategi kontemporer karena Sun Tzu dapat menyajikan konsep strategi yang fleksibel dan feasible untuk diterapkan dalam berbagai ranah. Walaupun berangkat dari ranah militer, tidak membuatnya kaku dan stagnan hanya pada ranah militer saja.
Labels: Strategi Suntzu
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home