Friday, March 11, 2011

seseorang bernama Sun Tzu

Sun Tzu adalah “Pengetahuan manusia (seseorang bernama Sun Tzu) yang mendalam tentang diri sendiri maupun sesama dihadapkan pada konflik baik di dalam maupun di luar diri sendiri tanpa agresi”.
Dikisahkan pada awalnya buah pikir dari Sun Tzu yang diwujudkan dalam bentuk puisi-puisi dan akhirnya terkemas dalam bentuk buku adalah sebagai Buku Strategi Perang Tiongkok Kuno (hidup pada sekitar tiga abad sebelum Masehi di Tiongkok Utara), namun di kemudian hari sampai dengan sekarang banyak pendapat para ahli yang menyatakan nilai-nilai dalam Sun Tzu bersifat sangat universal dan unik yang dapat diterapkan tidak hanya dalam strategi perang militer namun dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan ini (konon buku ini telah dijadikan buku bacaan wajib bagi taruna militer di Rusia, sempat dibaca oleh Napoleon pada saat menderita kekalahan dan berkata “andaikan buku ini kubaca lebih awal mungkin aku tidak akan menderita kekalahan seperti ini”, bahkan buku ini dapat dipakai sebagai strategi oleh para pemuda-pemudi dalam menaklukan idaman hatinya).
Bagi yang senang bertandang ke perpustakaan atau toko buku yang cukup besar maka dapatlah dilihat berapa orang yang menulis buku tentang Sun Tzu dari sudut pandang masing-masing penulis, bagi yang senang membuka situs-situs internet dapat pula dilihat berapa banyak individu/kelompok yang mempelajari Sun Tzu ini untuk keperluan masing-masing.
Perang Militer, Perang Batin, Perang Kepentingan = Konflik ? Sun Tzu mengatakan “Konflik adalah bagian terpadu dari kehidupan manusia, ia akan selalu ada di dalam diri maupun di sekeliling manusia”. Konflik yang dimaksud adalah dalam arti luas, baik yang berskala kecil atau besar namun bersifat dilematis/kompleks yang di dalamnya mengandung suatu pertentangan/perebutan.
Contoh konflik berskala kecil misalnya tentang seorang manusia yang mempunyai tanggungan ekonomi namun tidak juga menemukan cara positif untuk memenuhinya apakah harus menempuh cara negatif ? Contoh konflik berskala nasional misalnya tentang persaingan partai politik dalam Pemilu 2004 ini, konflik tentang pembahasan suatu RUU, dan lain-lain. Contoh konflik berskala internasional misalnya tentang Israel dan Palestina, Irak dan Amerika Serikat, dan lain-lain. Sebagai bagian terpadu dari kehidupan manusia yang antara satu manusia dengan manusia lainnya mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda maka konflik akan datang silih berganti terus menerus dalam kehidupan, hal ini sesuai dengan kata-kata Sun Tzu yang lainnya yakni “Dunia ini utuh terdiri dari banyak aspek yang saling berhubungan yang terus bergeser”, sehingga masalah apapun yang dihadapi oleh manusia baik secara individu maupun kelompok dapat disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri (terlepas dari takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa seperti musibah/bencana alam, dan lain-lain yang datang secara tiba-tiba).
“Aspek yang saling berhubungan yang terus bergeser” mengandung arti bahwa suatu masalah dapat timbul dari suatu kesalahan tindakan yang diambil/kebijakan yang diputuskan dari beberapa pilihan/alternatif tindakan, yang didasarkan pada informasi/pengetahuan (baik informasi/pengetahuan yang tepat maupun yang tidak tepat) akhirnya kesalahan tersebut menjadi masalah, selanjutnya pengaruh dari masalah tersebut dapat berakibat seperti efek domino atau terus membesar dan lama bahkan sanggup menimbulkan malapetaka.
Konflik, Bagian Terpadu Dari Kehidupan Manusia. Efek domino dapat terjadi karena manusia sering mengabaikan bibit-bibit atau gejala konflik, yang umumnya dianggap sepele misalnya, orang tua yang sangat sayang kepada anak gadisnya mengajarkan untuk berteman dengan siapa saja tanpa pilih bulu namun ketika anak gadisnya memilih seorang pacar yang tidak tepat di mata kedua orang tuanya dan melarangnya berpacaran maka si gadis dapat beranggapan bahwa orang tuanya ternyata pilih bulu.
Bila si gadis benar-benar menganggapnya demikian maka dalam penilaian selanjutnya si gadis menilai bahwa orang tuanya tidak konsisten, akibat selanjutnya dapat saja si gadis meniru tindakan yang dianggapnya “tidak konsisten” tersebut, karena tindakan tidak konsisten dapat bermacam-macam bentuknya maka selanjutnya dan seterusnya cepat atau lambat si gadis dapat merugikan dirinya sendiri maupun merugikan keluarga dan lingkungannya. Sebaliknya jika si gadis memiliki tingkat pendidikan yang cukup dan mental yang baik maka secara bijaksana ia akan menyadari bahwa ternyata selama ini telah salah menangkap ajaran orang tuanya. Hal ini tidak akan terjadi jika sejak awal orang tuanya juga menegaskan dan mengajarkan bahwa “berteman tanpa pilih bulu” berbeda dengan “mempunyai pacar yang kelak akan menjadi suami dan menantu tanpa pilih bulu (pertimbangan-pertimbangan untuk kebaikan keluarga si gadis itu sendiri)”.
Kesimpulan awal, konflik kadang-kadang dapat dihindari namun kadang-kadang sudah seharusnya dihadapi dan yang pasti konflik tidak dapat dihilangkan secara permanen karena ia adalah bagian terpadu dari kehidupan manusia. Mengatasi Konflik / Memenangkan Perang. Bagaimanakah kita mengatasi konflik/memutuskan efek domino, dengan cara yang lebih bijaksana serta lebih efektif ? Seperti dikemukakan pada awal tulisan ini, Sun Tzu merekomendasikan agar respon kita terhadap konflik dimulai dari pengenalan akan diri sendiri maupun sesama kita. Sekelumit kalimat dari banyak kalimat dalam buku Sun Tzu yang menggambarkan hal itu terdapat dalam bab tiga yang tertulis sebagai berikut : Jadi dalam kemiliteran …… Dengan mengenal lawan dan mengenal diri sendiri, Takkan ada bahaya dalam seratus pertempuranpun. Tanpa mengenal lawan tetapi mengenal diri sendiri, Yang satu menang, yang lain kalah. Tanpa mengenal lawan maupun diri sendiri, Pasti ada kekalahan dalam setiap pertempuran.
Kalimat-kalimat di atas menurut penulis merupakan pokok ajaran dari Sun Tzu, walaupun hanya sekelumit kalimat namun untuk menghayati ajaran tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama karena diperlukan serangkaian kegiatan yang bersifat kontemplatif dan bersifat terus menerus, terlebih lagi kalimat-kalimat yang terdapat dalam Sun Tzu sebagian besar berbentuk kiasan sehingga tidak mudah dipahami secara mendalam bagi orang-orang yang tidak biasa membaca kalimat-kalimat kiasan seperti dalam buku Sun Tzu tersebut.
Bila dihubungkan dengan pengambilan keputusan maka tiga macam dampak/ manfaat, dari pengenalan diri sendiri dan pengenalan terhadap sesama, akan didapatkan tiga macam pengambilan keputusan yang terkait dengan penanggulangan konflik:
1. Pengambilan keputusan yang pasti (tepat dan benar), karena adanya data dan informasi yang pasti (tepat dan benar).
2. Pengambilan keputusan yang pasti, walaupun terdapat sebagian data dan informasi yang kurang/tidak Pasti.
3. Pengambilan keputusan yang tidak pasti, karena data dan informasi yang tidak pasti.

Penjelasan 1. Pengambilan keputusan yang pasti dapat disamakan dengan “Memahami Diri Sendiri” dalam arti yang seluas-luasnya, misalnya dari contoh keluarga si gadis dalam tulisan ini, bila dilihat yang mengambil keputusan ada dua pihak yakni orang tua (memutuskan untuk menerima/menolak calon menantu) dan si gadis (memutuskan untuk menerima/menolak kebijakan orang tua). Yang mengeluarkan kebijakan pada awalnya adalah orang tua dan yang menjalankan adalah si gadis. Jadi dalam hal ini pihak orang tua secara kodrati seharusnya lebih bijak dari anak gadisnya yang disebabkan oleh usia dan pengalaman hidup yang lebih banyak. Bijak berarti memahami pula bahwa si gadis hidup di zaman yang berbeda dengan mereka yang mungkin dapat lebih baik/buruk, lebih maju/mundur, sehingga si gadis perlu dipersiapkan untuk menghadapi situasi/waktu-nya sendiri dengan lebih baik (persiapan dapat berupa, bekal pendidikan, kesehatan jiwa dan raga, atau warisan harta karun, dsb). Hal-hal tersebut dapat diibaratkan pada suatu negara dimana orang tua adalah pemerintah dan legislative, si gadis adalah rakyat, atau pada suatu batalyon dimana orang tua adalah komandan sedangkan si gadis adalah prajuritnya, mereka secara bersama-sama harus mengetahui, kekuatan/potensi individu maupun organisasi mereka beserta kelemahannya.

2. Data dan informasi yang pasti dapat disamakan dengan “Memahami orang lain” dalam arti yang seluas-luasnya misalnya dari contoh yang telah dikemukakan di muka, maka orang tua berhadapan dengan orang lain yakni si gadis walau di satu sisi adalah keluarga sendiri, orang lain yang harus diperhitungkan pula adalah pacar si gadis, lebih jauh lagi ada keluarga dari pacar si gadis, ada teman-teman dari pacar si gadis, dan seterusnya. Untuk memahami orang lain secara tepat dan menyeluruh (mendapatkan data dan informasi yang pasti) dapat dilakukan dengan terjun langsung menghadapinya/face to face atau dapat menggunakan bantuan orang lain/mata-mata yang bila lebih jauh diterapkan dalam intelijen didukung pula dengan peralatan penyadap yang canggih yang nyaris tidak terdeteksi, akhirnya usaha untuk memahami orang lain tersebut akan dapat diketahui peluang dan kendala yang mungkin dihadapi. Kepentingan Data Dan Informasi Kesimpulan dari penjelasan di atas, pertama, data dan informasi sangat penting untuk mengetahui bagaimana diri kita memandang diri sendiri dihadapkan pada kenyataan bagaimana orang lain memandang kepada diri kita (insight dan outsight). Kedua, pemakaian mata-mata untuk mendapatkan informasi dalam mengatasi konflik (menghadapi musuh) merupakan salah satu strategi utama dan terdapat pada bab tigabelas, yang merupakan bab terakhir buku Sun Tzu.

Contoh lain dari pentingnya data dan informasi dapat dirasakan secara langsung oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang tulis-menulis, bursa saham, dan lain-lain. Buku-Buku Tentang Sun Tzu Penyebab ketertarikan pemerhati buku pada Sun Tzu sangat beragam karena nilai-nilai yang dikandungnya sangat luas, dalam, dan universal misalnya, sebelum penulis mengenal Sun Tzu, sering mendengar kata-kata “kemenangan yang paling baik adalah memenangkan hati lawan/musuh” atau “kemenangan tanpa bertempur”, ternyata kata yang bernilai itu terdapat dalam buku Sun Tzu Bab Tiga, yang secara lengkap tertulis sebagai berikut : Seratus kemenangan dalam seratus pertempuran bukanlah yang paling hebat. Menaklukan militer lawan tanpa bertempurlah yang paling hebat. Pengungkapan-pengungkapan yang telah penulis uraikan dimuka dimaksudkan untuk menarik minat calon pembaca baru agar berminat untuk membaca buku Sun Tzu seutuhnya, apalagi kini telah ada serial film Sun Tzu yang masih diputarkan oleh sebuah stasiun televisi Jakarta yang beberapa waktu sebelumnya pernah menayangkan biografi Sun Tzu.

Selanjutnya mengenai buku Sun Tzu, penulis sedang berusaha memahami tiga buku tentang Sun Tzu dari tiga penerbit yang berbeda. Masing-masing penulis itu adalah James Clavell, Denma Translation Group, dan Wang Xuanming. Intisari kandungan ketiga buku tersebut adalah sama yakni strategi bertempur Tiongkok kuno yang terdiri dari tigabelas bab diawali dengan, Bab Menetapkan (J. Clavell), atau Bab Evaluasi menurut istilah Denma TG, dan Bab Penilaian Awal menurut Wang Xuanming. Sedangkan bab terakhir menurut istilah J. Clavell adalah Bab Kegunaan Mata-mata, atau Bab Menggunakan Pengintai (Denma TG), atau Bab Gunakan Mata-mata (Wang Xuanming). Dari ketiga buku tersebut buku yang disusun oleh Denma TG merupakan buku yang paling tebal dengan tigaratus delapan belas halaman, selain berisi tentang Sun Tzu itu sendiri juga berisi komentar dari berbagai pihak yang telah membaca Sun Tzu dan merasakan manfaatnya, serta pembahasan dari tim Denma itu sendiri. Buku kedua yang ditulis oleh James Clavell relatif lebih tipis dengan halaman yang berjumlah seratus dua, berisi tentang pandangan James Clavell (penulis buku Shogun dan Noble House) secara pribadi terhadap Seni Perang Sun Tzu yang pada akhirnya menyimpulkan bahwa “Tujuan akhir yang sebenarnya dari sebuah perang adalah perdamaian” atau dengan kata lain perang merupakan jalan terakhir dari sebuah penyelesaian konflik. Buku ketiga merupakan buku yang agak lain dari lainnya karena berbentuk karikatur/komik namun keseriusan isi dari buku ini dapat disamakan dengan kedua buku sebelumnya. Sebenarnya ada buku keempat yang membahas Sun Tzu dan penerapannya dalam Manajemen Modern yang ditulis oleh seorang penulis wanita asing terbit tahun 2003, namun sayang penulis belum mendapatkan buku itu. Data terakhir yang penulis ketahui pada sebuah toko buku yang cukup terkenal ternyata kini telah tersedia sekitar dua belas judul buku baru mengenai Sun Tzu, rupanya banyak penulis yang berminat namun sepadankah dengan orang yang berminat untuk membacanya ?

Penutup Demikianlah, untuk kali ini hanya ini yang dapat penulis lakukan, semoga nilai-nilai dalam Sun Tzu benar-benar dapat dihayati dan diterapkan dalam kehidupan penulis sehari-hari layaknya sebuah ajaran mengenai norma-norma kehidupan yang banyak mengajarkan kebaikan dan kebenaran namun tidak akan berarti jika tidak mampu menghayati dan menerapkannya. Semoga pula buku Sun Tzu dapat membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Labels:

Strategi Seni Perang Sun Tzu

Strategi Seni Perang Sun Tzu, yang sangat hebat itu! Sun Tzu menegaskan, perang adalah masalah yang sangat fundamental bagi sebuah negara. Perang itu menyangkut hidup atau matinya rakyat. Perang, menunjukkan keperkasaan atau kerapuhan pemimpin negara. Perang, juga menentukan kejayaan atau keruntuhan sebuah negara.

Jadi, sebelum memutuskan perang, kekuatan negara dan situasi medan pertempuran harus dipelajari dengan sangat hati-hati, sangat saksama, akurat, dan menyeluruh.

Begitu pentingnya sebuah perencanaan, sehingga Sun Tzu meletakkan penyusunan rencana dalam bab pertama karyanya itu. Judul aslinya adalah she chi bien, yang dapat diartikan Bab Menyusun Rencana. Sun Tzu mengatakan, setidaknya ada 5 faktor yang harus dikuasai sebagai dasar dalam menyusun rencana perang. Yaitu; Tao, Thien, Tie, Ciang, dan Fak. Apa maksudnya?


1. Tao, faktor moral. Jika pemimpin negara mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan akan rela berkorban.
2. Thien, faktor langit. Menyangkut cuaca, musim, gelap-terang, peluang, dan timing.

3. Tie, faktor geografi, jarak, dan terjalnya medan pertempuran.

4. Ciang, faktor kepemimpinan. Menyangkut wibawa dan kharisma seorang pemimpin yang bijak dan tegas.

5. Fak, faktor hukum, kedisiplinan, serta struktur organisasi yang rapi dan solid.

Jika 5 faktor ini dikuasai, ditambah pertimbangan faktor pendukung lainnya, maka, pemimpin negara akan mampu menyusun rencana perang dan strategi yang sangat efektif dan effisien. Sun Tzu menegaskan: Barang siapa mampu menyusun rencana dengan sangat seksama, akurat, dan detail, dia akan memenangkan peperangan! Sebaliknya, barang siapa gegabah dan tidak fokus dalam perencanaan, mustahil dia menang perang.

Jadi, dari cara menyusun rencana saja, kita sudah dapat meramalkan, kita akan meraih kemenangan, atau akan dikalahkan lawan! Pada 2400 tahun yang lalu, Sun Tzu sudah punya pola pikir dan daya analisis yang sangat strategis. Luar biasa!

Apakah konsep SunTzu ini bisa diaplikasikan di bisnis modern? Tegas jawabannya: Bisa! Ada ungkapan yang berbunyi Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen. Artinya, kita harus mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri. Sekaligus, kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Hasilnya, 100 kali berperang, 100 kali menang! Spektakuler!

Sun Tzu mengingatkan, kemenangan bisa direngkuh melalui penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono pada tahap yang paling mendasar ini. Adakan penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, serta tinggi tingkat presisinya.

Kemudian, analisis dengan tajam berbagai faktor di lapangan. Hasilnya, startegi perang yang tidak saja efektif, tetapi juga lebih berdaya guna. Powerful! Di dunia marketing, seni perang Sun Tzu menjiwai konsep modern analisis SWOT. Anda pasti sangat mengenal konsep yang menekankan pentingnya analisis Strength atau Kekuatan, Weakness atau Kelemahan, Opportunity atau Kesempatan, dan Threath atau Ancaman. Berpuluh-puluh tahun lamanya, analsis SWOT ini telah dibuktikan keandalannya oleh para marketer.

Contoh: kita ingin meluncurkan produk baru. Sebelumnya harus ada analisis potensi pasar maupun kekuatan para pesaing. Baik yang sudah mapan maupun yang baru akan terjun di kancah persaingan. Analisis mulai dari produsen, kualitas, harga, citra merk, segmentasi, SDM, dan variabel-variabel lainnya. Tujuannya supaya strategi fokus, akurat, tepat waktu, dan efektif merebut peluang dan meraih sukses optimal.

Sebaliknya, jika sembrono, data tidak lengkap, informasi tidak akurat, maka analisis akan rendah presisinya. Strategi marketing tidak fokus. Akibatnya, eksekusi strategi tidak maksimal. Membuang banyak energi. Membentur tembok-tembok penghalang. Akhirnya, strategi gagal total. Situasi ini persis seperti ditegaskan dalam konsep lanjutan Sun Tzu: Puk Che Chi Pu Che Bie Pai Chan Pik Pai. Artinya, tidak mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Tidak mengenal kekuatan dan kelemahan musuh. Maka, 100 kali bertempur 100 kali akan kalah!

Baik di Indonesia maupun mancanegara, tak satu pun produk sukses diluncurkan tanpa perencanaan dan strategi marketing yang matang. Jadi supaya menang kompetisi dan survive, gunakan kekuatan strategi perang Sun Tzu.

Labels:

Menang dengan Mengetahui Kekuatan dan Kelemahan Lawan Ala Sun Tzu

Kompetisi selalu muncul dalam berbagai wujud. Baik yang bersifat kompetisi langsung maupun tidak langsung. Ada pula yang bersifat sehat, tapi tak jarang pula yang sifatnya saling mematikan satu sama lain. Maka, ibarat peperangan, organisasi yang paling menguasai medan pertempuranlah yang akan menjadi pemenang.

Hal ini sejalan dengan apa yang dibahas dalam Bab 6 "Strategi Perang Sun Tzu" yang berbicara khusus tentang "Kekuatan dan Kelemahan Lawan". Dan, seperti prinsip yang dikumandangkan Panglima Perang Sun Tzu lebih dari 2500 tahun silam, maka perang haruslah berbuah kemenangan.

panglima sun tzu

Dalam bab tersebut, analisis yang dilakukan Sun Tzu mencakup banyak hal. Tetapi, kali ini kita akan lebih mengutamakan pembahasan tentang kekuatan faktor pertama dan kekuatan fokus.

Dalam baris 6.1 disebutkan oleh Sun Tzu tentang kekuatan faktor bergerak pertama. Disebutkan oleh Sun Tzu bahwa orang-orang yang tiba pertama di medan pertempuran akan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan bersiap-siap untuk melawan musuh.

Hal ini sejalan dengan pengertian bisnis modern yang menyebutkan kekuatan sebuah produk yang masuk dalam kategori "the first". Mereka yang datang dengan inovasi pertama, produk pertama, layanan pertama, dan berbagai predikat sebagai yang pertama datang, akan menguasai medan pasar lebih baik dari yang datang belakangan.

Seperti contoh McDonald sebagai franchise burger pertama yang masuk ke Indonesia, hingga kini meski sudah digempur oleh merek franchise lain, Wendy's atau Burger King, McDonald seolah bergeming. Orang sudah mengasosiasikan burger asli Amerika dengan kualitas prima pastilah harus ke McDonald. Inilah yang membuat McDonald bertahan hingga sekarang.

Sebut pula misalnya Coca Cola. Sebagai minuman berkarbonasi pertama yang masuk ke Indonesia, posisinya hingga kini tak goyah oleh serbuan Pepsi Cola yang datang belakangan. Sebab, brand Coca Cola terlanjur menempel kuat di benak konsumen sebagai minuman ringan bersoda pertama yang masuk Indonesia

Begitulah, begitu kuatnya merek menancap di benak konsumen karena ia menjadi produk yang masuk dalam kategori yang pertama. Inilah salah satu alasan mengapa sebisa mungkin, untuk memenangkan persaingan, kita menciptakan inovasi yang pertama dan menjadikan poin tersebut sebagai keunggulan yang harus dipertahankan.

Namun memang, adakalanya, menjadi yang pertama sulit dilakukan. Sebab, begitu banyaknya penemuan, begitu banyaknya produk yang saling mengklaim sebagai yang pertama. Karena itu, jika tidak menjadi yang pertama, hal utama yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi "the best" dan menciptakan nilai tambah berupa keunikan dan kemudian fokus dengan kekuatan tersebut.

Hal ini sejalan dengan apa nilai kedua yang akan kita bahas dari apa yang disebut oleh Sun Tzu dalam baris 6.26, yakni "Jika dapat memusatkan dan menyatukan semua kekuatan di satu tempat, sementara musuh terpencar di sepuluh tempat yang berbeda, maka kita dapat menggunakan seluruh kekuatan untuk melawan sepersepuluh pasukan."

Apa yang disebut oleh Sun Tzu dalam pengertian ini sejalan dengan pengertian saat ini tentang kekuatan fokus. Saat kita bisa fokus pada sebuah nilai tambah yang ada pada produk kita, dan kemudian memaksimalkannya sebagai kekuatan unggulan, niscaya produk kita akan menjadi pemenang dalam persaingan.

Contoh paling nyata dan aktual bisa kita lihat dari maraknya smartphone merek BlackBerry (BB). Ketika datang pertama kali, ponsel pintar di pasaran sudah sangat marak. Mulai dari Nokia yang memiliki varian Communicator hingga iPhone dari Apple yang juga memiliki keunggulan tersendiri. Tentu, dua merek tersebut tidak bisa juga memiliki keunggulan unik dibandingkan dengan merek lain dalam kategori smartphone.

Tapi, yang menarik kemudian adalah bagaimana BlackBerry lantas menggebrak pasar dengan inovasi yaitu komunikasi pesan pendek-semacam SMS-yang tak berbayar antar-BlackBerry. Hanya dengan menyebut nomor PIN masing-masing, maka antarpengguna BB bisa saling berkomunikasi tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Ini rupanya menjadi keunikan tersendiri pada produk BB yang kemudian dijadikan fokus nilai unggulan produk.

Hasilnya seperti yang kita ketahui, meski baru setahun belakangan marak, pengguna BB di Indonesia menurut kabar sudah masuk dalam tiga besar pengguna terbanyak di dunia. Uniknya, dengan makin maraknya BB, orang saat berinteraksi, kini tak lagi sekadar menanyakan berapa nomor telepon, tapi juga menanyakan, berapa nomor PIN BB-nya. Kekuatan fokus pada layanan ini terbukti menjadi nilai tambah pada produk BB yang kemudian menciptakan komunitas pemakai BB yang luar biasa jumlahnya.

Dalam analisis sesuai ajaran Sun Tzu tadi, bisa dikatakan layanan BB tersebut bukan sekadar menunjukkan kekuatan fokus, namun juga menjadi kekuatan faktor bergerak pertama. Dalam posisi ini, maka posisi BB sulit digoyang oleh pesaing. Sebab, meskipun pesaing kemudian juga mengeluarkan layanan yang sama, sebagai yang pertama, BB tinggal memainkan kekuatan baru, misalnya dengan meluncurkan produk baru atau memberi layanan baru lainnya.

Namun, berkaca pada ajaran Sun Tzu lainnya yang menyebut bahwa: "Tidak ada yang permanen bagi setiap musim dari empat musim yang ada", maka sekuat apa pun posisi sebuah produk, jika tak waspada, akan ada perputaran zaman yang tak bisa dilawan. Karena itu, inovasi dan perbaikan dilakukan.

Jadi, lakukan terus perubahan menuju kebaikan. If better is possible, good is not enough! Sampai jumpa pada penerapan strategi Sun Tzu berikutnya...

Labels:

Art Of War : Sun Tzu

Quote:
Sun Tzu adalah seorang filsuf praktis yang menulis The Art of War yang terdiri dari 7000 aksaraS pada kira-kira tahun 500 sebelum Masehi. The Art of War mungkin salah satu buku yang ditulis pada bilah-bilah bambu, karya yang diakui ini telah meraih reputasi internasional sebagai intisari strategi meraih kemenangan. Selama berabad-abad, The Art of War dijunjung tinggi oleh para ahli strategi Tiongkok maupun Jepang. Banyak pernyataan Mao diambil dari filosofi Sun Tzu. Sun Tzu adalah pendahuluan singkat terbaik untuk studi tentang perang, The Art of War memang naskah mendasar yang mantap tentang strategi.


"The Art Of War" atau "Seni Perang Sunzi" (Hanyu Pinyin: Sūnzĭ Bīngfǎ) adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan ditulis pada abad ke-6 oleh Sun Zi(juga di sebut sebagai Sun Tzu). Terdiri dari 13 bab di mana setiap bagian membahas strategi dan berbagai metode perang. Karya ini merupakan karya tulis militer Tiongkok yang paling dihormati dan paling terkenal di luar negeri Tiongkok. Siapa yang menulis buku ini sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para pakar sejarah. Beberapa ahli berpendapat bahwa Sun Zi bukanlah nama asli penulis buku ini, melainkan julukan yang diberikan orang kepada penulis tersebut. Sebab, kata "Zi" pada nama Sun Zi sebenarnya digunakan untuk mengacu pada seorang filsuf sehingga Sun Zi diartikan sebagai "filsuf Sun."

Buku ini juga menjadi salah satu buku strategi militer tertua di dunia dan banyak memberikan pengaruh dalam perencanaan strategi militer baik Dunia Timur maupun Barat, taktik bisnis, dan banyak lagi. Buku yang ditulis sekitar tahun 400—320 SM ini pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 716—735 M. Sementara itu, di Eropa, buku ini diperkenalkan oleh pada tahun 1772 oleh Jesuit Jean Joseph Marie, yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Perancis. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kapten Everard Ferguson Calthrop pada tahun 1905, seorang kapten berkebangsaan Inggris. Pemimpin yang beragam seperti Mao Zedong, jendral Vo Nguyen Giap, Baron Antoine-Henri Jomini, jendral Douglas MacArthur, Napoleon, dan anggota tertentu dari komando tinggi Nazi mengklaim telah menarik inspirasi Seni perang Sun Tzu dari pekerjaannya. Dan juga telah diterapkan untuk bisnis dan strategi manajerial.

Quote:
Beberapa ayat dalam buku ini acapkali dikutip dan digunakan sebagai kata mutiara, misalnya beberapa ayat terakhir dari bab 3:

故曰:知彼知己,百戰不殆;不知彼而知己,一勝一負;不知彼,不知己,每戰必敗

Jadi di sini dikatakan: Ia yang mengenal pihak lain (musuh) dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan dikalahkan dalam seratus pertempuran. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) tetapi mengenal dirinya sendiri memiliki suatu peluang yang seimbang untuk menang atau kalah. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) dan dirinya sendiri cenderung kalah dalam setiap pertempuran.

Yang juga sering disingkat sebagai:

知己知彼, 百戰百勝

Jika Anda mengenal diri dan musuh Anda, Anda tidak akan kalah dalam seratus pertempuran

Selain itu, ayat yang juga sering digunakan dalam kehidupan modern adalah:

(是故)百戰百勝,非善之善者也;不戰而屈人之兵,善之善者也

(Jadi) bertempur dalam seratus pertempuran dan memenangkan seratus kemenangan bukanlah suatu cerminan strategi yang paling hebat. Kemampuan untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran sama sekali adalah cerminan strategi yang paling hebat.

Pelaksanaan perang adalah masalah yang sangat penting bagi bangsa.

Terdapat 36 ayat dalam kitab Seni berperang Sun Tzu :
1. Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktiviti biasa sehari-hari.

2. Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao. Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.

3. Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.) Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (kerana kekuatan yang minima atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok pegawai musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.

4. Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.

5. Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merompak sebuah rumah yang terbakar.) Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.

6. Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat. Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.

7. Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah beraksi terhadap tipuan pertama dan – biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. Lantarannya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.

8. Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.)contoh: invasi Sekutu di Normandia dan muslihat Pas de Calais. Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.

9. Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antara mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan. 10. Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahsia.

11. Pohon kecil berkorban untuk pohon besar. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.) Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.

12. Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.) Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.

13. Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.

14. Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.) Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau satu cara yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.

15. Permainkan harimau untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Permainkan mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.

16. Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.

17. Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil.Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.

18. Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah kepercayaan terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.

19. Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.) Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan dasarnya dan menyerang sumberdayanya.

20. Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.

21. Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.) Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus menyatukan kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.

22. Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.

23. Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.

24. Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.

25. Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, ganggu metod operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah satu hal yang berlawanan dengan latihan standardnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang diperlukan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.

26. Lihat pada pohon marlberi dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan, mengawal, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.

27. Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan harimau. (Bergaya bodoh.) Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Tipu lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.

28. Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.) Dengan umpan dan tipu muslihat mengacah musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.

29. Hias pohon dengan bunga palsu. Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.

30. Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.

31. Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.) Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.

32. Kosongkan benteng. (Perangkap psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan perangkap.) Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.

33. Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.) Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.

34. Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.) Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.

35. Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.) Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeza-beza yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.

36. Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:“Jika seluruhnya gagal, mundur” – Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan persatukan pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!

STRATEGI TIMUR VERSUS STRATEGI BARAT
The Art of War adalah landasan dari strategi Timur. Tesis sentral Sun Tzu adalah bahwa anda bisa menghindari pertempuran kalau anda merencanakan strategi yang tepat sebelum pertempuran.

On War karya Carl von clausewitz, seorang pejabatJerman yang menulis di zaman Napoleon, adalah landasan dari sebagian besar strategi Barat. Teori menurut Clausewitz berkonsentrasi pada pertempuran besar sebagai cara meraih kemenangan.

The Art of War merupakan maha karya kesederhanaan. Ketika membandingkan Clausewitz dengan Sun Tzu, ahli strategi Liddel Hart berkomentar: “Sun Tzu memiliki visi yang jelas, wawasan yang lebih mendalam, kesegaran yang kekal”. Karya Sun Tzu umumnya tidak dianggap sebagai kontributor terhadap strategi militer Barat. Karya Sun Tzu adalah rahasia-rahasia bagi sukses bisnis maupun pribadi. Studi dan analisa yang berkesinambungan terhadap Sun Tzu menghasilkan wawasan-wawasan baru untuk membuka konsep-konsep meraih kemenangan.


PANDUAN STRATEGIS UNTUK PEMIMPIN
Menggunakan strategi Sun Tzu dalam bisnis bukanlah barang baru. Ada banyak bukti bahwa The Art of War memberikan kontribusi terhadap cara berpikir pemimpin-pemimpin modern. The Art of War merupakan bacaan wajib untuk mengikuti kursus tentang kewirausahaan di Columbia University. Banyak pesanan The Art of War telah dilakukan oleh organisasi-organisasi bisnis, serikat dagang, dan aparat-aparat penegak hukum.

The Art of War merupakan karya klasik bukan saja tentang strategi melainkan juga tentang kesederhanaan. Kesederhanaan The Art of War menjadikan pelajaran-pelajaran Sun Tzu langsung dapat dijabarkan menjadi strategi bisnis. Prinsip-prinsip Sun Tzu memantapkan landasan yang kokoh untuk memahami aturan-aturan strategi bisnis di milenium baru. Pelajaran-pelajaran Sun Tzu sudah ribuan usianya, dan ujian waktulah yang menjadikannya berharga bagi manajer bisnis.

STRATEGI DAN TAKTIK
Prinsip mendasar strategi itu sama bagi semua manajer, bagi segala waktu, bagi segala situasi. Hanya taktik yang berubah dan taktik dimodifikasi sesuai berjalannya waktu. Strategi paling baik didefinisikan sebagai “melakukan hal yang benar”. Sementara taktik adalah “melakukan segalanya dengan benar”.

Strategi berhenti di perbatasan dalam perang dan di kantor-kantor pusat dalam bisnis; taktik dimulai dengan kontak dengan pelanggan. The Art of War nya Sun Tzu memberikan pelajaran-pelajaran yang mendasar untuk pemikiran strategis modern dan menjadi sumber ide-ide yang subur untuk taktik.

Labels:

Seni Strategy Perang Sun Tzu

Apa yang kita inginkan dari sebuah strategi? tentu saja hasil yang maksimal. Dalam hal ini saya akan mengupas sedikit saja garis besar untuk menjadi seorang kreator dari sebuah strategi pengembangan. saya mengatakan pengembangan bukan kemenangan, mengapa saya tidak mengatakan kemenangan secara gamblang? karena kemenangan memiliki banyak pengertian yang sangat luas.

Tapi, jika anda terlibat dalam sebuah sirkulasi sistem yang menuntut anda untuk memulai sebuah strategi dalam hal pengembangan dan penguasaan jaringan kerja, mau tidak mau anda harus bisa menjadi jendral dalam sistem itu sendiri.

Gunakan strategi sun tzu untuk mengawali konsep anda. oke… sekarang kita bahas secara singkat dan mudah-mudahan jelas.
Begini…,

Strategi Seni Perang Sun Tzu, yang sangat hebat itu! Sun Tzu menegaskan, perang adalah masalah yang sangat fundamental bagi sebuah negara. Perang itu menyangkut hidup atau matinya rakyat. Perang, menunjukkan keperkasaan atau kerapuhan pemimpin negara. Perang, juga menentukan kejayaan atau keruntuhan sebuah negara.

Jadi, sebelum memutuskan perang, kekuatan negara dan situasi medan pertempuran harus dipelajari dengan sangat hati-hati, sangat saksama, akurat, dan menyeluruh.

Begitu pentingnya sebuah perencanaan, sehingga Sun Tzu meletakkan penyusunan rencana dalam bab pertama karyanya itu. Judul aslinya adalah she chi bien, yang dapat diartikan Bab Menyusun Rencana.

Sun Tzu mengatakan, setidaknya ada 5 faktor yang harus dikuasai sebagai dasar dalam menyusun rencana perang. Yaitu; Tao, Thien, Tie, Ciang, dan Fak. Apa maksudnya?

1. Tao, faktor moral. Jika pemimpin negara mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan akan rela berkorban. Dalam hal ini anda harus bisa menjadi seorang manager yang mampu dicintai, disegani dan mampu menguasai beberapa karakter supervisor-supervisor dan marketing anda menjadi satu kekuatan yang memiliki satu suara yaitu mendukung misi anda dan mengakuai bahwa dibawah kepemimpinan anda, mereka bisa mengemban tugas mereka.

2. Thien, faktor langit. Menyangkut cuaca, musim, gelap-terang, peluang, dan timing. dengan kata lain, anda harus dapat memilih waktu yang tepat dengan perhitungan yang matang dalam menentukan pembangunan awal semua kreativitas dan rencana-renacana aktivitas anda. misalnya untuk memulai pembangunan pos-pos khusus yang harus anda jadikan posko serangan diwilayah-wilayah calon jajahan anda. sorry sedikit exstrim dengan kata jajahan. dalam hal ini posko itu bisa berarti cabang, satelit, orbit atau apapun namanya.

3. Tie, faktor geografi, jarak, dan terjalnya medan pertempuran. – anda harus mampu mengkalkulasi kemungkinan2 faktor yang dapat menjadi penghambat aktivitas serangan anda. yang lebih condong ke strategis tidaknya wilayah yang akan anda kuasai, sisi deman itu sendiri, juga sisi efek radius terjauh dan terluas yang mampu anda jangkau dalam serangan aktivitas anda. jangan sampai altivitas anda percuma karena terkuras keletihan oleh jarak dan radius wilayah.

4. Ciang, faktor kepemimpinan. Menyangkut wibawa dan kharisma seorang pemimpin yang bijak dan tegas. – anda harus dapat menjadi figur leader yang memiliki visi, kemampuan beradaptasi kepada bawahan, dan kematangan dalam penguasaan mentalitas anak buah. serta menentukan tokoh-tokoh sentral yang bisa anda didik untuk menjadi kepala-kepala pasukan marketing anda dan sekaligus menanamkan doktrin yang positif sehingga mereka mampu menghormati anda secara karakter dan kemampuan kepemimpinan anda. mampu menekan konflik, mempersempit pertikaian, serta mampu menumbuhkan eurofia persaingan yan sehat.

5. Fak, faktor hukum, kedisiplinan, serta struktur organisasi yang rapi dan solid. -anda harus mampu menjadi pemimpin yang pertama kali memulai kedisiplinan, sehingga kedisiplinan anda dapat menjadi contoh nyata sehari-hari. anda juga harus mampu mengkoordinasikan organisasi anda dengan jelas dalam hal tugas, tanggung jawab dan peranan (job description) secara terpadu dan solid. agar dalam pelaksanaan aktivitas strategi anda masing-masing individu dapat secara otomatis memahami apa yang seharusnya mereka lakukan dalam sistim struktur kerja yang anda rancang. pastikan bahwa setiap individu memegang tanggung jawab yang sesuai dan tidak tumpang tindih. hal ini untuk menjaga hambatan secara intern dan memperlancar kinerja sistim itu sendiri.

Nah Jika 5 faktor ini dikuasai, ditambah pertimbangan faktor pendukung lainnya, maka, pemimpin negara akan mampu menyusun rencana perang dan strategi yang sangat efektif dan effisien. Sun Tzu menegaskan: Barang siapa mampu menyusun rencana dengan sangat seksama, akurat, dan detail, dia akan menguasai dan kemudian memenangkan peperangan! Sebaliknya, barang siapa gegabah dan tidak fokus dalam perencanaan, mustahil dia mengusai apalagi menang perang.

Jadi, dari cara menyusun rencana saja, kita sudah dapat meramalkan, kita akan meraih kemenangan, atau akan dikalahkan lawan! Pada 2400 tahun yang lalu, Sun Tzu sudah punya pola pikir dan daya analisis yang sangat strategis. Luar biasa!

Apakah konsep SunTzu ini bisa diaplikasikan di bisnis modern? Tegas jawabannya: Bisa! Ada ungkapan yang berbunyi Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen. Artinya, kita harus mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri. Sekaligus, kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Hasilnya, 100 kali berperang, 100 kali menang! Spektakuler!

Sun Tzu mengingatkan, kemenangan bisa direngkuh melalui penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono pada tahap yang paling mendasar ini. Adakan penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, serta tinggi tingkat presisinya.

Kemudian, analisis dengan tajam berbagai faktor di lapangan. Hasilnya, startegi perang yang tidak saja efektif, tetapi juga lebih berdaya guna. Powerful! Di dunia marketing, seni perang Sun Tzu menjiwai konsep modern analisis SWOT. Anda pasti sangat mengenal konsep yang menekankan pentingnya analisis Strength atau Kekuatan, Weakness atau Kelemahan, Opportunity atau Kesempatan, dan Threath atau Ancaman. Berpuluh-puluh tahun lamanya, analsis SWOT ini telah dibuktikan keandalannya oleh para marketer.

Contoh:

Jika kita ingin meluncurkan produk baru. Jaringan baru, dan penguasaan perluasan wilayah. Sebelumnya harus ada analisis potensi pasar maupun kekuatan para pesaing. Baik yang sudah mapan maupun yang baru akan terjun di kancah persaingan. Analisis mulai dari produsen, kualitas, harga, citra merk, segmentasi, SDM, dan variabel-variabel lainnya. Tujuannya supaya strategi fokus, akurat, tepat waktu, dan efektif merebut peluang dan meraih sukses optimal. Spread, speed, focus and Grow.. adalah istilah saya.

Sebaliknya, jika sembrono, data tidak lengkap, informasi tidak akurat, maka analisis akan rendah presisinya. Strategi marketing tidak fokus. Akibatnya, eksekusi strategi tidak maksimal. Membuang banyak energi. Membentur tembok-tembok penghalang. Akhirnya, strategi gagal total. Situasi ini persis seperti ditegaskan dalam konsep lanjutan Sun Tzu: Puk Che Chi Pu Che Bie Pai Chan Pik Pai. Artinya, tidak mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Tidak mengenal kekuatan dan kelemahan musuh. Maka, 100 kali bertempur 100 kali akan kalah!

Dan tak bisa disangkal bahwa, baik di Indonesia maupun mancanegara, tak satu pun produk sukses diluncurkan tanpa perencanaan dan strategi marketing yang matang.

” Are you ready !!?? “

Labels:

Strategi Sukses Ala Sun Tzu

Strategi Sukses Ala Sun Tzu

sun-tzu

Ada topik menarik yang dibawakan oleh Mr. Yang Kwang (guru Motivator saya di Tiongkok), dia berbicara dan bercerita tentang strategi-strategi Sun Tzu yang begitu tersohor dan sangat luar biasa, menurut cerita Buku The Art of War, karangan Sun Tzu itu sudah

ditranslate ke hampir seluruh bahasa di dunia, wow luar biasa, namun kali ini Mr. Yang Kwang membawakan Strategi Perang Sun Tzu

untuk meraih sukses.

Sun Tzu adalah seorang pengarang buku, yang diakui kemampuan

kepemimpinannya oleh Raja Wu, Sun Tzu juga seorang penasehat, konsultan bagi berbagai pimpinan militer serta Kaisar.

Menurut Sun Tzu, kiat praktis untuk meraih sukses adalah :

1. Kenali Kekuatan dan Kelemahan pribadi Anda

Menurut Sun Tzu, tidak ada yang bisa memberitahukan kepada diri kita, siapa Anda sesungguhnya, kecuali diri kita sendiri, mereka hanya bisa

membantu mencari tahu siapa Anda, selebihnya yang memberitahukan kepada diri kita, adalah diri kita sendiri.

Kita harus tau apa kekuatan/kelebihan dan kekurangan/kelemahan

, kekuatan itu harus dipertahankan dan kekurangan itu harus dikurangkan kalau bisa kekurangan itu malah memacu diri kita untuk menjadi lebih baik.

Misalnya kalau kita tau kelemahan kita di bidang komunikasi, coba

sering-seringlah untuk belajar mengenai ilmu komunikasi

Cara yang paling mudah adalah :

- Buatlah SWOT analysis untuk diri kita sendiri, apa kekuatan,

kelemahan, apa opportunity dan ancamannya.

- Setelah itu apa, jika kita melihat SWOT, apa yang bisa dikembangkan yang masih bisa dimaksimalkan di dalam diri kita

2. Integritas Moral

Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini.

Mempunyai moral yang terpuji, disiplin dan konsisten terus menerus di dalam pencapaian target dan impian.

Misalnya, tidak mau disogok atau melakukan tindakan Korupsi, dll.

3. Jadilah Pendengar yang baik

Mendengar dengan baik itu bisa dijadikan kebiasaan yang sangat baik.

Beberapa aturan dalam menyimak/mendengar :

- Ulangilah apa yang Anda dengar/mempertegas

- Hanya ajukan pertanyaan-pertanyaan, jika diminta

- Hargai pemikiran dan perasaan lawan bicara Anda

- Fokus pada kebutuhan lawan bicara Anda

- Bangunkan harga diri lawan bicara

- Awasi terhadap “pengganggu” dalam proses menyimak

- Pusatkan/konsentrasikan pada kegiatan mendengar tersebut.

Hal-hal inilah yang sering digunakan Sun Tzu dalam mem

berikan nasihat atau hal-hal yang membutuhkan jawaban dari Sun Tzu, termasuk kepada Kaisar, Sun Tzu lebih banyak menyimak, karena dia menghargai dan menghormati Kaisar, setelah diminta jaw

abannya oleh Kaisar, barulah si Sun Tzu memberikan nasihat.

4. Bersikaplah benar-benar dengan pertimbangan/perhitungan yang matang

Sun Tzu mengajarkan kepada kita, memperlakukan orang lain

dengan baik adalah landasan bagi kita untuk meraih sukses, Sun Tzu walaupun seorang panglima besar, namun dia bisa memperlakukan dan menghargai orang lain dengan baik.

Walaupun tegas dan disiplin, kita harus bisa bersikap benar-benar untuk suatu perhitungan yang matang.

5. Bersikaplah Berani

Berani, adalah sikap yang harus ada di dalam diri kita, di zamannya, Sun Tzu memang seorang ahli strategi perang, di kehidupan sekarang bersikap berani, sangat diperlukan, contohnya dalam memulai bisnis, menghadapi risiko2 yang mungkin akan muncul, termasuk berani untuk mencoba hal-hal yang baru.

6. Latihlah disiplin

Menurut Sun Tzu semua prestasi yang besar, harus dimulai dari sikap disiplin, disiplin harus diibartkan sahabat, bukan musuh, disiplin membuat kita terus melakukan hal yang benar dan menempatkan di jalan yang tepat menuju ke sasaran.

Baca juga Catatan saya Sun Tzu dan Disiplin

7. Bersikap Kreatif dan penuh semangat

Kreatif sangatlah penting di jaman yang kompetitif ini, kreativitas ak

an timbul dari keinginan dan semangat yang berkobar di dalam diri k

ita.

Kita sering mendengar kata-kata “Cia You”, maksudnya Cia adalah tambah, You adalah minyak, jadi kalo api ditambah minyak terus menerus, apinya akan berkobar penuh semangat, begitu juga dalam diri kita untuk meraih sukses diperlukan kreatifitas dan semangat yang

mengebu-ngebu.

8. Upayakan pencapaian standard yang lebih tinggi

Menurut Sun Tzu, Sukses bukanlah melakukan apa yang perlu dilakukan, tetapi sukses adalah “melampaui” apa yang perlu dilakukan, oleh karena itu buat standard yang lebih tinggi terus menerus, misalnya

sudah tercapai x, buat x yang lainnya lebih tinggi lagi.

9. Carilah nasihat yang mantap

Sun Tzu dalam meraih keberhasilan perangnya juga membutuhkan orang lain, teman/sahabat, guru untuk berdiskusi, b

egitu juga dengan kita untuk meraih sukses harus mencari nasihat yang mantap dari orang yang kita anggap lebih pengalaman atau mentor kita.

Semoga kita bisa belajar dari Sun Tzu tentang yang sudah dipaparkan oleh guru motivasi saya, Mr. Yang Kwang (Motivator Tiongkok).

Salam Antusias.

Labels:

The Invisible Guardian

Tampak sebagai yang tak tampak, menjaga seolah bukan penjaga. Karena tidak ada entitas yang benar-benar benar, yang ada hanya bentuk ideal.

Sun Tzu dan Sumbangsihnya
Konsep strategi yang dijabarkan oleh Sun Tzu menjadi sangat penting dalam kelanjutan diskursus mengenai strategi. Perlu diketahui pula bahwa apa yang sebenarnya dijabarkan oleh Sun Tzu dalam bukunya, Art Of War, adalah bukan merupakan ilmu militer, ilmu yang digunakan untuk memenangkan pertempuran dan peperangan. Art Of War adalah sebuah buku mengenai filsafat militer. Sesuai dengan judulnya, Sun Tzu mencoba menggambarkan sebuah seni militer yang menitikberatkan diskursusnya mengenai konsep strategi lebih pada aspek psikologis. Sun Tzu tidak menjelaskan cara dalam memenangi sebuah peperangan haruslah didekati secara militer, melainkan ia mengajarkan bahwa seorang ahli pertempuran adalah mereka yang dapat memenangkan sebuah pertempuran tanpa menggunakan tentara sama sekali untuk mengancurkan musuh. Hal ini tentu saja berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh penstudi strategi yang berasal dari Barat semisal Clausewitz. Dia menitikberatkan beratkan studinya mengenai strategi lebih kepada ilmu militer, dimana ia merupakan pendukung pengerahan pasukan guna mempercepat penghancuran musuh. Dengan demikian, konsep strategi Sun Tzu yang memberikan pendekatan lebih ke aspek psikologis dalam memenangkan pertempuran membuat konsep strateginya begitu fleksibel dan feasible jika diterapkan tidak hanya dalam ranah militer namun juga dapat diterapkan dalam ranah bisnis.

Dari tulisan Sun Tzu dapat disederhanakan dalam tiga hal yang menjadikan tulisan Sun Tzu begitu penting untuk dipelajari dan bahkan diterapkan mengenai hal yang berkaitan membutuhkan adanya perancangan sebuah strategi. Yang pertama adalah penjelasan Sun Tzu mengenai komitmen. Sun Tzu mengajarkan bahwa bila eksekutif berhasil membawa semua personil dalam organisasinya dalam komitmen pada sasaran yang sama, maka tidak ada satupun musuh dapat mengalahkannya. Konsep ini lebih dikenal dengan konsep Tao, dimana menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam penyusunan rencana atau strategi. Tao adalah faktor moral. Jika pemimpin negara mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan akan rela berkorban. Konsep ini menjadi penting karena fleksibilitas penerapannya dalam beberapa ranah. Dalam ranah militer tentu saja kemampuan seorang jenderal dalam memotivasi dan melecut semangat para pasukannya akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan strategi yang telah disusun dan yang akan dijalankan dalam setiap pertempuran. Sedangkan dalam ranah bisni, seorang manager harus mampu menjadi seserang yang dicintai, disegani dan mampu menguasai beberapa karakter supervisor-supervisor dan marketing anda menjadi satu kekuatan yang memiliki satu suara yaitu mendukung satu misi dan mengakuai bahwa dibawah kepemimpinan seorang manager, mereka bisa mengemban tugasnya dengan baik.

Yang kedua adalah Observasi. Pengamatan yang tajam atas lawan akan menghasilkan informasi mengenai situasi yang terjadi. Sebaliknya, kita harus mampu mengaburkan pengamatan lawan atas kita. Menurut Sun Tzu setiap gerakan besar lawan, hampir selalu ditandai dengan gerakan kecil terlebih dahulu, sehingga pengamatan yang terus menerus membuat kita waspada atas setiap tanda perubahan dari lawan. Hal ini tentu saja dapat diterapkan dalam ranah bisnis seperti yang biasa dilakukan oleh maarketing atau pemasar. Pemasar mesti bergerak cepat untuk dapat menguasai persaingan. Agar bisa menggunakan pengetahuan dan tipuan secara penuh, Sun Tzu menyatakan bahwa kita mesti mampu bertindak dengan kecepatan tinggi. “Bersandar apa adanya tanpa persiapan merupakan kejahatan terbesar, persiapan terhadap
kemungkinan yang muncul adalah kebijakan terbesar.” Bergerak dengan cepat bukan berarti mengerjakan secara tergesa-gesa. Kenyataannya, kecepatan butuh persiapan matang. Mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan, mengembangkan produk, dan layanan pelanggan adalah hal utama. Memahami reaksi kompetitor potensial terhadap serangan kita merupakan hal yang juga penting. “Suatu perencanaan akan membuahkan hasil maksimal bila kita mempunyai informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat,” begitu pendapat Khoo Keng Jor, penulis Applying Sun Tzu’s in Marketing. Karenanya, memaksimalkan kekuatan dalam mengumpulkan informasi itu sangat penting. Penggunaan intelejen pasar (spy) yang jitu akan meningkatkan pengetahuan untuk menyerang pasar dan mendiferensiasikan diri dalam mind share pelanggan. Dan pada akhirnya, pemasar tidak bisa mengabaikan gerakan pesaing, terlebih lagi tidak bisa mengabaikan kebutuhan pelanggan. Di dunia pemasaran kini, kita mesti mengenal siapa pelangan kita, mengenal siapa musuh kita, dan mengenal diri kita sendiri untuk dapat merebut kemenangan.

Yang ketiga adalah persiapan. Persiapan adalah landasan yang sangat penting untuk memanfaatkan action pada saat kesempatan datang. Pemimpin tidak akan mampu untuk melakukan tindakan guna memanfaatkan kesempatan yang muncul, bila dia tidak siap. Ada ungkapan yang berbunyi Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen. Artinya, kita harus mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri. Sekaligus, kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Hasilnya, 100 kali berperang, 100 kali menang. Sun Tzu juga mengingatkan bahwa , kemenangan bisa direngkuh melalui penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono pada tahap yang paling mendasar ini. Adakan penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, serta tinggi tingkat presisinya. Kemudian hal ini diderivatifkan kepada ranah bisnis yang bisa dilakukan oleh seorang marketing. Di dunia marketing, seni perang Sun Tzu menjiwai konsep modern analisis SWOT, sebuah analisis mengenai Strength atau Kekuatan, Weakness atau Kelemahan, Opportunity atau Kesempatan, dan Threath atau Ancaman. Berpuluh-puluh tahun lamanya, analsis SWOT ini telah dibuktikan keandalannya oleh para marketer.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsepse Sun Tzu mengenai strategi dalam Art of War menjadi begitu penting dan masih relevan dengan diskursus mengenai strategi kontemporer karena Sun Tzu dapat menyajikan konsep strategi yang fleksibel dan feasible untuk diterapkan dalam berbagai ranah. Walaupun berangkat dari ranah militer, tidak membuatnya kaku dan stagnan hanya pada ranah militer saja.

Labels:

The Art of War Book

The Art of War adalah buku tentang filosofi-filosofi dalam berperang dan bagaimana cara memenangkannya. Buku ini tidak hanya populer di bidang militer, melainkan juga di bidang politik hingga bisnis. Filosofi yang dibicarakan dalam buku ini mengenai strategi, sehingga dapat diimplementasikan secara luas untuk berbagai macam aspek kehidupan.

Sun Tzu, adalah seorang jenderal militer dari Cina pada zaman Sebelum Masehi. The Art of War, adalah buku karya yang terinspirasi dari kemenangan-kemenangannya di medan perang, dari dulu sampai sekarang masih menjadi bacaan yang populer, dan dimanfaatkan oleh para pemimpin masa kini dalam merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi dalam segala bidang. Bagi Sun Tzu, perang sudah menjadi seni, seni perang dan bukan lagi menjadi suatu teori yang hanya ada di dalam buku, tapi sudah diaplikasikannya dalam setiap peperangan yang dimenangkannya.


Bagian pertama dari buku Sun Tzu merupakan tentang `Laying Plans` yang dalam dunia bisnis biasa kita sebut dengan Strategic Planning. Pemikiran Sun Tzu dalam strategic planning masih relevan digunakan hingga saat ini. Inilah yang mungkin menyebabkan The Art of War begitu populer.

Menurut Sun Tzu, sebelum masuk ke medan perang, terdapat lima faktor utama yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1) The Moral Law, adalah aturan yang memungkinkan orang untuk patuh dengan pemimpinnya, dan bersedia mengikuti tanpa mempedulikan ancaman terhadap hidup mereka.

2) Heaven, yakni menandakan kondisi pagi dan siang, dingin dan panas, waktu dan musim. Dalam bisnis, ini sepadan dengan kondisi eksternal, yakni peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

3) Earth, yakni terdiri dari jarak yang jauh dan pendek, bahaya dan keamanan, medan terbuka atau pegunungan serta peluang hidup dan mati. Dalam bisnis, ini sama dengan kondisi internal, yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

4) The Commander, yakni kebijakan, kredibilitas, baik, berani, dan disiplin. Commander sama saja dengan kepemimpinan, dimana pemimpin membawa para pengikut untuk mencapai visinya.

5) Method & Discipline, yakni chain of command, logistik hingga cost control. Dalam bisnis, ini merupakan cara Anda dalam menjalankan bisnis, penguasaan skill dan proses tertentu.

Labels:

Sun Tzu seni Berperang(Art Of War)

Senjata paling ampuh dalam sebuah perang adalah Strategi, dan banyak jenderal ternyata mengandalkan strategi perangnya pada buku Seni Berperang karya Sun Tzu, yang ditulis kira-kira 2500 tahun yang lampau.


Strategi Sun Tzu digunakan oleh Genghis Khan di abad ke 13 dalam menaklukkan wilayah kekuasaannya mulai dari Mongol, China, Siberia hingga mendekati Eropa.
Napoleon di masa muda membaca dan mempelajari buku itu dari para rahib Jesuit yang menterjemahkannya dari bahasa China di tahun 1782.
Cara berpikir dan bertindak Mao Tse Tung juga sangat dipengaruhi strategi Sun Tzu, seperti terlihat dalam buku Merah Mao.
Hitler juga mempelajari strategi Sun Tzu, dan menggunakannya saat merebut Polandia dalam operasi ‘Blitzkrieg’ yang berlangsung2 minggu.
Di tahun 1991, dalam operasi Desert Storm dan Desert Shield di kawasan Teluk, setiap anggota Marinir Amerika memiliki dan mempelajari buku strategi perang Sun Tzu. Strategi itu terbukti tetap relevan walau telah melewati rentang waktu 25 abad…

Dan inilah saya persembahkan Kitab Asli seni berperang Sun Tzu! Terjemahan asli dari bahasa Tiongkok

SENI BERPERANG oleh : Sun Tzu

13 bab Strategi militer klasik
1. Kalkulasi
2. Perencanaan
3. Strategi
4. Kekuatan pertahanan
5. Formasi
6. Kekuatan dan kelemahan
7. Manuver
8. Sembilan varuiasi
9. Mobilitas
10. Tanah lapang
11. Sembilan situasi klasik
12. Menyerang dengan api
13. Intelijen

Isi Tiap Bab.

I. Kalkulasi

“Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu keharusan;”
Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :
1. Alasan moral : keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama.
2. Alam : cuaca, iklim, waktu.
3. Situasi : jarak, sifat alami, kondisi fisik.
4. Kepemimpimnan : kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan.
5. Disiplin : imbalan, ancaman, hukuman, logistik.

Tujuh aspek dan fakta kalkulasi :
Untuk memulai perang setidaknya panglima harus memperhatikan beberapa fakta dilapangan seperti dibawah ini.
1. Siapa yang dapat mempersatukan rakyat dan angkatan bersenjata
2. Siapa yang memilki komandan yang lebih baik
3. Siapa yang mampu memanfaatkan iklim dan keadaan suatu daerah?
4. Siapa yang dapat memberi perintah dan disiplin yang lebih baik?
5. Pasukan mana yang lebih tangguh?
6. Anggota pasukan mana yang lebih terlatih?
7. Siapa yang memiliki sistem imbalan dan ancaman hukuman yang lebih adil?
Jika kita lebih mampu memenuhi semua faktor diatas melebihi musuh, maka kemungkinan menang kita diatas musuh, sangat wajar untuk memulai peperangan.
Jika faktor diatas kertas saja tidak mampu meyakinkan panglima untuk menang bagaimana dia dapat meyakinkan rakyat dan prajuritnya bahwa mereka semua akan berperang dan menang!
Jika tidak yakin menang untuk apa memulai perang!

Tipu muslihat :
perang dipenuhi oleh tipu muslihat dalam bentuk strategi, siapapun yang tidak mampu berstrategi dan tidak cakap dalam menggunakan tipu muslihat, tidak akan menang dalam perang apapun.
1. Yang mampu harus berpura-pura tidak mampu
2. Tampillah seolah-olah tak ada apa-apa padahal sedang mengaktifkan kekuatan.
3. Bila ingin menyerbu sasaran terdekat, seolah-olah sedang ingin menyerbu yang lebih jauh.
4. Bila ingin menyerbu daerah yang lebih jauh , seakan-akan ingin menyerbu daerah yang terdekat.

Eksploitasi :
Gunakan negaramu, ekonomimu, tentaramu dan segala daya upayamu untuk mengalahkan dan melemahkan musuhmu!
1. Pancing musuh dengan umpan yang kecil, lalu hancurkanlah setelah menyebarkan operselisihan diantara angkatan bersenjata.
2. Waspada musuh senantiasa siap siaga dan tanpa kelemahan.
3. Langkah mundur jika musuh kuat
4. Berpura-pura lemah sehingga musuh dikuasai rasa puas diri.
5. Sebar perselisihan jika kekuatan musuh bersatu padu.
6. Serang saat musuh tidak siap siaga.

Pertimbangan :
1. Kekuatan dan kelemahan pasukan diri dan musuh
2. Perencanaan yang cermat.

II. Perencanaan

Waktu adalah uang :
- Perbekalan
- Pengeluaran harian

Hindari pertempuaran yang berlarut :
- Moral jadi turun
- Biaya yang boros
- Tidak aman dan rentan kalah

Bertempurlah agar cepat menang
Manfaatkalah sumber-sumber kekuatan musuh :
Misal : bekal rampasan musuh
- Pancing amarah musuh
- Bangkitkan motivasi untuk membunuh
- Rangsang untuk merampas harta kekuatan musuh

Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa :
- Perang cepat negara aman
-Perang berlarut larut, persediaan negara habis, ekonomi ambruk, motivasi tentara jatuh.

III. Strategi

Perbandingan jika pasukan kita berhadapan dengan musuh :
Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serang
Jika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serang
Jika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang 2 arah
Jika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perang
Musuh sedikit lebih besar bertahan.
Musuh lebih besar berkelit dari serangan.
Musuh jauh lebih besar, mundur.

Kepemimpinan:
1. Panglima bagaikan pilar negara
2. Cakap berperang menjadi negara kuat
3. Bukan pejuang yang baik negara menjadi lemah

Penguasa akan membahayakan angkatan bersenjata :
1. Memerintahkan maju / mundur saat waktu yang tidak tepat
2. Tak bisa memperlakukan kemiliteran tanpa tahu militer itu sendiri
3. Mengambil alih komando tanpa paham strategi militer.

Lima cara untuk menang :
1. Tahu saat perang dan tidak berperang
2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan
3. Rebut simpati dan dukungan rakyat
4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap
5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah.

Mengenal lawan dan diri sendiri :
1. Tahu kekuatan sendiri dan musush utuk mampu masuk dalam peperangan tanpa ancaman bahaya
2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan menang hanya separonya.
3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah.

IV. Kekuatan pertahanan

Alasan menyusun strategi :
1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah
2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita mengalahkannya.
3. Kita tak bisa bilang kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan.
4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan
5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah
6. Meraka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh
7. Mereka yang calak dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk menyerang.

Menang tanpa air mata :
1. Ahli taktik akan tetap bertahan dalam keadaan aman.
2. Tak pernah lewatkan kesempatan hancurkan musuh.
3. Yang ingin menang harus terlebih dahulu menciptakan kemenangan.

Pahlawan yang benar-benar sejati tidak pernah membanggakan kecakapan atau keberanian mereka.

Mereka menang karena memiliki rasa percaya diri serta kemampuan untuk tetap pada posisi yang aman

Mengatur posisi :

1. Ahli tatik mempunyai sasaran-sasaran jelas dan disiplin yang ketat dalam pasukan.
2. Ahli taktik cakap :
a. Ukur jarak
b. Memperkirakan ongkos
c. Memepelajari kekuatan
d. Memperhitungkan kesempatan
e. Merencakan kemenangan.

V. Formasi

Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung :
1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil
2. Komando (Komunikasi) pasukan besar dan kecil
3. Pasukan besar.

Hakikat kejutan :
1. Perang adalah konfrontasi lansung
2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang

Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi kedunya membuat suatu variasi perang.

Kesiagaan

Gerakan.

VI. Kekuatan dan kelemahan

Inisiatif :
1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel
2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan
3. Perwira melakukan gertakan mental
4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud
5. Gertakan ke musuh
6. Ganggu musuh

Mengacaukan musuh :
1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)
2. Serang satu arah

Ibarat air :
1. Tinggi ke rendah, menghindari musuh yang kuat tapi serang yang lemah
2. Ikut bentuk yang dilalui . Rencana berubah sesuai perubahan kubu musuh.
3. Tidak dominan pada suatu perubahan, ubah strategi sesuai perubahan pihak musuh.

VII. Manuver

Dari keterbatasan ke keuntungan ;
1. Strategi yang baik adalah lebih dahulu mencapai garis depan untuk menempati posisi yang menguntungkan lalu hancurkan musuh.
2. Atur jalan pintas
3. Hitung seksama keterbatasan menjadi keuntungan.
4. Sekalipun dalam keadaan yang prima tetap dalam keadaan yang waspada.

Keuntungan dan kerugian dalam manuver dan mobilitas:
1. Amankan perbekalan
2. Pasukan yang lincah maju terus tanpa istirahat
3. Organisir pasukan
4. Negara netral tidak boleh masuk dalam persekutuan
5. Jangan berperang yang belum pernah kita tahu kondisinya
6. Manfaatkan orang asli wilayah sebagai pemandu arah

Angin, hutan, api, dan gunung :
1. Serang saat waktu yang tepat
2. Jadikan Manuver pasukan yang efektif
Angin – cepat bagai tiupan angin
Hutan – tenag sesunyi hutan
Api – ganas bagai amukan api
Gunung – tahankan diri bagai gunung
Kegelapan – sembunyi tak tembus
Kilat – serangan tiba-tiba

VIII. Sembilan variasi

1. Jangan sekali-kali mencari perlindungan disuatu wilayah yang tidak aman
2. Jangan mengabaikan basa-basi diplomasi dalam meminta simpati suatu negara.
3. Jangan menunda suatu perjalanan pada saat suatu gerakan justru sulit dilakukan.
4. Dalam situasi penuh bahaya , merencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin.
5. Saat situasi sulit, bertempurlah sampai titik darah penghabisan
6. Ada rute perjalanan yang harus dihindari dan dipintasi agar dapat mengubah keadaan yang serba terbatas untuk memberikan peluang yang besar.
7. Biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan mengejar, pikirkan serangan berikutnya.
8. Untuk menghancurkan angkatan bersenjata, jangan terperdaya dengan kemudahan merebut kota.
9. jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan perang yang sedang berlangsung maka abaikan saja.

Kelemahan umum seorang komandan :
1. Saat sembarangan mudah dibunuh
2. Saat takut mudah ditangkap
3. Saat marah mudah dihasut
4. Saat sensitif mudah merasa hina
5. Saat emosional mudah gelisah

Akhir cerita panglima :
1. Bertempur untuk mati biasanya mati
2. Takut mati biasanya tertangkap
3. Tidak sabar biasanya mudah marah dan terima ejekan
4. Merasa terhormat biasanya menerima segala hal yang merendahkan
5. Terlalu baik hati biasanya terus menghadapi masalah.


IX. Mobilitas

Penyebaran :
1. Ketika bergerak maju, jangan melalui punggung gunung / bukit tapi lewat lembah
2. Naik dataran yang lebih tinggi untuk tahu posisi yang paling menguntungkan menyerang dan bertahan.
3. Jika musuh di dataran yang lebih tinggi, jangan sekali-kali melayani/mendahului serangan.
4. Segera seberangi sungai, jadi musuh tidak ambil kesempatan – jangan serang musuh saat musuh di sungai – seranglah musuh saat baru menapakkan kaki di daratan ketika separo kekuatan ada di sungai.
5. Dataran lebih tinggi lebih baik daripada sungai.
6. Jangan menyerang musuh dihulu sungai.
7. Bial bertempur ditempat berawa, tetaplah bertahan dekat dengan tepi rawa yang berumput.
8. Lebih bagus lagi bila dibelakang pasukanmu terdapat pepohonan , ini strategi untuk bertempur didaerah rawa.
9. Pertempuran di tanah datar, maka letakkanlah ditanah yang datar.

Strategi perang :
1. Jika pasukan musuh tampil tenang dan mantap berarti yakin akan posisi strategis dan kekuatan yang dimilikinya.
2. Jika pasukan musuh menantang, mereka sangat cemas gerak maju lawan.
3. Jika musuh pada posisi datar yang tidak menguntungkan berarti melakukan jebakan.

X. Tanah lapang/Medan

Tipe tanah lapang/medan pertempuran:
1. Mudah dilalui
2. Sulit dilalui
3. Netral : sama-sama sulit menyerang
4. Sempit
5. Berbahaya
6. Jangkaun jauh.

Bahaya yang dilakukan oleh pemimpin militer :
1. Sulit meloloskan diri.
2. Pembangkangan perintah dari bawahan
3. Guncangan
4. Kehancuran
5. Kekacauan
6. Gerakan mundur.

Panglima yang cakap merupakan aset yang paling berharga .
- Panglima wajib memerintahkan perang jika yakin pasukannya akan menang.
- Jika yakin akan kalah, jangan ikuti perintah penguasa untuk perang.

XI. Sembilan situasi klasik

1. Biasa-biasa – berada di wilayah sendiri.
2. Sederhana – wilayah musuh
3. Kritis – posisi yang sama-sama punya 2 pihak.
4. Terbuka – wilayah yang dapat dimiliki 2 pihak
5. Memegang komando – untuk merebut posisi strategis, komando semua daerah.
6. Serius – di dalam wilayah musuh
7. Berbahaya – wilayah yang tidak aman dan sukar
8. Sulit – wilayah yang merupakan jalur masuk dan keluar
9. Putus asa – terpojok

Keprajuritan yang cakap :
1. Paham hubungan internasional dalam hal diplomasi
2. Paham keadaan alam, gunung, rawa dan lainnya.
3. Paham dapat pemandu dari penduduk sekitar.

Ular dari gunung Chang :
1. Diserang kepala ekor melawan
2. Diserang ekor kepala melawan
3. Diserang tengahnya kepala dan ekor melawan.

XII. Menyerang dengan api

Lima serangan ganas :
1. Bakar pasukan musuh
2. Rebut atau hancurkan perbekalan mereka
3. Sarana transportasi diganggu
4. Gudang senjata dihancurkan
5. Jalur perbekalan di rusak.

Serang saat musim panas dan kering atau malam hari ketika angin berhembus kencang.

Bergerak dari kesempatan yang menguntungkan :
1. Menyerang jika yakin menang.
2. Penguasa tidak menyatakan perang karena rasa marah
3. Komandan menyatakan perang bukan karena rasa dengki
4. Berperang jika punya tujuan yang pasti

XIII. Intelijen

Jenis mata-mata :
1. Penduduk setempat lawan
2. Perwira militer dalam dewan istana
3. Mata-mata yang beralih haluan tetapi dapat dibeli
4. Mata-mata pembawa kematian – tawanan yang diinterogai
5. Mata-mata pembawa kepastian – membawa informasi dengan selamat

Upah yang besar bagi mata-mata

Rahasia

Info dari mata-mata dianalisa

Bidang intelijen merupakan kegiatan yang paling penting dalam peperangan sebab tidaklah akan tersusun suatu rencana perang yang efektif tanpa informasi dari musuh.

Selesai

Coba anda baca pelajari dan telaah maka anda akan mendapat hikmahnya dalam pertempuran, olahraga, pertandingan, masalah pekerjaan, bisnis, politik maupun masalah keluarga.
Sun tzu adalah cendekiawan yang juga panglima militer yang sangat luar biasa. semakin dibaca anda akan kagum bagaimana manusia dr 2500 tahun yang lalu nasihat militernya tidak lekang dimakan jaman.

Kitab suntzu adalah salah satu buku dinas komando utama sebagian besar Angkatan bersenjata saat ini.
bayangkan buku kuno yang masih dipakai sampai sekarang dalam praktek.

Labels:

11 Strategi Sun Tzu dalam Karir

PocketSunTzu

Sun Tzu adalah seorang ahli strategi. Teori-teori strategi yang dibuatnya selalu bisa membuat musuh kalang kabut. Strategi-strategi Sun Tzu yang terkenal ampuh itu ternyata bisa kita aplikasikan dalam bertempur di dunia kerja. Berikut 11 strategi yang bisa kita terapkan dalam karir.

1. Kenalilah Musuh dan Kenalilah diri sendiri. Maka anda bisa berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah.

Kunci keberhasilan selalu berawal dari pemahaman diri. Mengetahui siapa diri kita, apa tujuan hidup, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Musuh dalam hal ini tak selalu berasal dari luar diri. Musuh yang berasal dari dalam diri sendiri biasanya jauh lebih berbahaya dan lebih sulit dikalahkan. Misalnya sikap sombong, malas, kebiasaan menunda-nunda, dan kebiasaan buruk lainnya.

2. Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur. Gunakan kekuatan luar biasa untuk meraih kemenangan.

Bila anda ingin dilihat, tampillah menonjol. Jangan hanya menjadi orang kebanyakan. Cari tahu Patokan standar yang berlaku, dan berusahalah melebihinya. Lihat saja disekitar anda. Orang yang terpilih untuk menduduki sebuah posisi biasanya karena dianggap memilliki kelebihan. Misal lebih rajin, lebih cerdas, lebih cepat, lebih kuat.

3. Kemungkinan meraih kemenangan terletak pada serangan. Umumnya ia yang menduduki medan pertempurannya lebih dulu dan menantikan musuhnya.

Jadilah pribadi yang aktif, jangan duduk dan menunggu. Sementara anda menunggu, “musuh” diluar sana bergerak, tamatlah anda. Tak ada salahnya bersikap agresif atau menunjukan sikap ambisius sekalipun (selagi tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?). Jadilah pribadi yang penuh inisiatif. Lemparkan ide-ide kreatif dalam rapat, terlibatlah dalam kegiatan kantor. Jadilah bintang lapangan, jangan mau hanya duduk dibangku cadangan.

4. Kecepatan adalah inti perang. Yang dihargai dalam perang adalah kemenangan yang cepat diraih, bukan operasi berkepanjangan.

Bahkan 2500 tahun lalu ketika Sun Tzu mwngajarkan teorinya, pentingnya menghargai waktu sudah ditekankan. Apalagi di masa ketika setiap detik dinilai dengan rupiah. Untuk meraih keberhasilan, anda perlu bergerak cepat. Gampangnya, bila atasan anda memerintahkan anda berjalan, usahakan untuk berlari.

5. Tujuan mereka hendaknya mengambil segala yang dikolong langit dalam kondisi utuh lewat keunggulan strategi.

Untuk mencapai target apapun itu anda perlu strategi. Buatlah perencanaan yang baik. Jangan hanya bergantung pada kebetulan atau keberuntungan. Betul, tak selamanya rencana yang baik berakhir dengan bahagia, tapi setidaknya itu membantu anda untuk berjalan di jalur yang tepat, lebih fokus dan bersikap antisipatif. Untuk bisa merancang strategi yang tepat anda perlu memiliki visi atau kemampuan untuk melihat inti persoalan dan memiliki pandangan jauh ke depan. Ibarat kendaraan, visi ini akan mengantar anda menuju harapan-harapan yang mungkin saja pada hari ini kedengaran mustahil.

6. Kejarlah rancangan-rancangan strategis anda untuk membuat musuh takjub, maka anda bisa merebut kota-kota musuh dan menggulingkan Negara.

Sun Tsu mengisyaratkan pentingnya untuk bersikap konsisten. Bila anda sudah menetapkan target dan menentukan strategi untuk mencapainya, berusahalah konsisten. Jangan mudah dibelokkan. Fokuslah pada apa yang menjadi target dan berupayalah terus sampai tercapai.

7. Memenangkan pertempuran dan merebut lahan dan kota, tetapi gagal mengonsolidasikan prestasi-prestasi. Ini sama saja dengan buang-buang waktu dan sumber daya.

Sikap mudah puas seringkali menjadi pengganjal keberhasilan. Baru mendapat sedikit pujian dari atasan, langsung terbang ke langit ke tujuh dan lupa menapak bumi. Pernah dengar pepatah klasik yang bilang mempertahankan lebih sulit ketimbang merebut? Atau doktrin militer yang berbunyi “penyebab terbesar kekalahan adalah kemenangan.“

8. Ketika serangan elang meremukkan tubuh mangsanya, itu adalah berkat waktunya. Waktu adalah serupa dengan ditariknya pelatuk.

Pentingnya kepandaian membaca waktu dan situasi kondisi. Peluang bisa datang kapan saja, maka jadilah orang yang mampu membaca bahkan menciptakan peluang dan mengkoversikannya menjadi kemenangan.

9. Komandan yang andal dalam perang meningkatkan pengaruh moral dan patuh kepada hukum serta peraturan. Demikianlah ia berkuasa mengendalikan sukses

Pengaruh moral di sini sering diasosiasikan dengan integritas. Kesungguhan kerja seseorang bisa dilihat dari integritas pribadi yang ditunjukkan dalam sikap bisa diandalkan, bisa dipercaya dan motivasi untuk berprestasi. Entah sebagai atasan, maupun bawahan.

10. Adalah urusan seorang jenderal untuk tidak banyak bicara, sehingga lebih dapat menyimak

Intinya, belajarlah menjadi pendengar yang baik. Kalau jenderal saja yang merupakan pimpinan tertinggi perang disarankan untuk lebih banyak mendengar ketimbang bicara, apalagi prajurit. Artinya, di posisi atasan atau bawahan, anda memang purlu banyak menyimak. Semakin banyak mendengar, makin banyak informasi yang bisa diserap.

11. Meraih 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah puncak keterampilan. Menaklukkan musuh tanpa bertempurlah kesempurnaan tertinggi

Pertempuran apapun yang anda hadapi, bersaing dengan rekan sekerja untuk sebuah posisi, menghadapi persoalan dengan atasan, apapun, cobalah bermain cantik. Hadapi musuh dengan cara elegan. Hindari perbuatan curang, sikut – sikutan. Meminjam pepatah lama, tak perlu membakar lumbung padi bila hendak mengusir tikus. Beli saja lem tikus di supermarket. Jauh lebih gampang khan??

Labels:

Militer, Ekonomi dan Kepemimpinan Ala Sun Tzu

Sun Wu

Sun Wu

Sun Tzu bukan nama orang, tapi kitab ilmu kemiliteran tertua di Cina dan juga teori militer tertua di dunia. Ditulis oleh Sun Wu sekitar tahun 770 - 476 SM. Tidak diketahui pasti dan belum ada riset tertulis mengenai tanggal lahir dan meninggalnya, tapi bila dikira-kira Wu hidup di masa Confusius.

Sun Wu mendapat gelar kehormatan “Tzu”, adalah gelar kehormatan bagi laki-laki di Cina kuno. Itu juga yang membuat Sun Wu dikenal sebagai Sun Tzu dan teori militer yang ditulisnya populer dengan nama ‘Sun Tzu; The Art of War’.

Kedudukannya dalam ilmu pengetahuan kemiliteran Cina setara dengan Confusius (Guru) dalam ajaran Confusianisme. Karena itu Sun Tzu diberi gelar ‘Guru Militer dari Cina’.
* * * * *
Buku ini pertama kalinya dibawa keluar dari Cina yaitu ke Jepang sekitar abad ke-7 oleh utusan mahasiswa yang pernah belajar di negeri Cina pada masa Dinasti Tang. Orang Jepang memperlakukannya sebagai ‘Kitab Suci’ Ilmu perang. Gagasan utama buku ilmu perang kuno Jepang pun berasal dari buku ini. Dalam sejarah, Angkatan Laut Jepang berhasil mengalahkan Armada Rusia di Selat Tsu dalam perang Jepang-Rusia di awal abad 20. Pimpinan Angkatan Laut Jepang menerapkan asas dalam buku ini, “Menunggu dengan tenang sampai musuh kelelahan”.
Terracotta Army and the First Emperor of China (squido.com)

Terracotta Army and the First Emperor of China (squidoo.com)

Di Eropa, buku ini diterjemahkan di abad 18 oleh French Missionary Amor dalam bahasa Perancis dan diterbitkan di Paris tahun 1782. Napoleon Bonaparte yang menyapu bersih Benua Eropa pada masa itu juga mempelajari taktik kemiliteran dari buku ini.

Dalam Bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Calob tahun 1900 sampai kemudian ditranslasi ulang oleh Sinolog Inggris bernama Charles yang dilengkapi dengan catatan-catatan. kemudian diterbitkan tahun 1910.

Setelah Perang Dunia II, Sitolengko dari Uni Sovyet menerbitkan terjemahan versi barunya. Tidak mau ketinggalan, Menteri Pertahanan Jerman Timur ikut menterjemahkan versi ini ke dalam bahasa Jerman dan menjadikannya sebagai bahan pendidikan dalam akademi militer. Sejak saat itu Rusia, Italia, Jerman, Cekoslovakia, dan negera-negara lain di dunia turut menterjemahkan ke dalam bahasa masing-masing untuk kepentingan riset di bidang strategi militer dan ekonomi.
* * * * *

Ada hal menarik yang dipelajari di kitab kuno ini. Bahwa aplikasinya bukan melulu pada kemiliteran dan perang melainkan dalam kehidupan. Para pemimpin di bidang apapun wajib mempelajarinya sebagai bagian dari kepemimpinan yang dijalankan.

Berikut beberapa teori Sun Tzu, mengenai aplikasinya silahkan pikirkan dan terapkan sendiri

5 Kesalahan Sifat dari Panglima Perang

Menurut Sun Tzu, ada 5 sifat kepribadian yang salah dari seorang Panglima Perang, di mana bila hal ini mengakut ada di diri seorang pemimpin, bisa menjadi penyebab kecelakakannya dan pasukannya dalam suatu pertempuran. Hancurnya sebuah angkatan perang dan tewasnya seorang Panglima harus diteliti secara seksama.

Seorang Panglima harus menghindari 5 kesalahan sifat:

1. Pemberani dan tak takut mati
Panglima dengan sifat seperti ini biasanya nekat sampai melupakan perhitungan dalam sebuah peperangan. Ia dapat saja mati terbunuh atau dibunuh sehingga merugikan pasukannya.

2. Penakut dan takut mati
Panglima dengan sifat seperti ini biasanya selalu mencari perlindungan dan ia akan mudah tertawan dan ditawan sehingga pasukan kehilangan pegangan.

3. Tergesa-gesa dan gampang naik darah
Panglima dengan sifat seperti ini akan diserang kepribadiannya dengan cara diolok-olok sehingga ia cepat marah.

4. Jujur dan teguh serta sangat menjaga nama baik
Panglima dengan sifat seperti ini akan diserang kepribadiannya dengan cara dipermalukan.

5. Bijaksana dan penuh kasih sayang
Panglima dengan sifat seperti ini akan diserang kepribadiannya dengan cara diganggu dan diuji kasih sayang dan kebijaksanaannya.

Kombinasi dari kelima karakter sifat itu akan membentuk kepemimpinan yang unggul.

Raja dan Panglima Perang

Menurut Sun Tzu, Perang adalah kegiatan tipu muslihat. Panglima yang akan memenangkan peperangan adalah panglima yang tekun menyusun dan menyiapkan siasat perang dengan cermat. Panglima perang adalah pengawal negara. Jika pengawal negara kuat maka negara kuat. Jika panglima lemah maka negara akan lemah.

Namun seorang raja bisa menghancurkan negaranya sendiri apabila:

* Raja tidak mengetahui bahwa angkatan perangnya tidak boleh maju perang malah memerintahkannya untuk berperang. Siasat ini dinamakan raja membelenggu tentara sendiri. (Tentara diperbudak oleh raja semaunya).

* Raja tidak tahu-menahu soal kemiliteran tetapi ikut campur dalam menangani hal-hal militer. Hal ini membuat panglima dan prajurit menjadi kebingungan.

* Raja tidak tahu-menahu soal memilih panglima perang, tetapi ia ikut campur dalam menentukan dan mengangkat seorang panglima perang sehingga tentara menjadi curiga. Jika tentara kebingungan dan penuh kecurigaan maka akan datang gangguan dari negara tetangga. Hal ini dinamakan raja menghancurkan angkatan perangnya sendiri.

Labels:

36 Strategi (sun tzu)

“六六三十六,數中有術,術中有數。陰陽變理,機在其中。機不可沒,沒則不中“
Bab 1 <>
Strategi 1

“瞞天過海” (man2 tian1 guo4 hai3)- Perdaya Langit untuk melewati Samudera.

Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.
Strategi 2

“圍魏救趙” (wei2 wei4 jiu4 zhao4)- Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.

Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.
Strategi 3

“借刀殺人” (jie4 dao1 sha1 ren2)- Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)

Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi penghianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4

“以逸待勞” (yi3 yi4 dai4 lao2) – Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.

Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.
Strategi 5

“趁火打劫“(chen4 huo3 da3 jie2) – Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.)

Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6

“聲東擊西“(sheng1 dong1 ji1 xi1) – Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.

Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.
Bab 2 <>
Strategi 7

“無中生有“(wu2 zhong1 sheng1 you3) – Buatlah sesuatu untuk hal kosong.

Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.
Strategi 8

“暗渡陳倉“(an4 du4 chen2 cang1) – Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.) contoh: invasi Sekutu di Normandia dan muslihat Pas de Calais.

Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.
Strategi 9

“隔岸觀火“(ge2 an4 guan1 huo3) – Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.

Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.
Strategi 10

“笑裏藏刀“(xiao4 li3 cang2 dao1) – Pisau tersarung dalam senyum.

Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.
Strategi 11

“李代桃僵” (li3 dai4 tao2 jiang1) – Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.)

Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.
Strategi 12

“順手牽羊“(shun4 shou3 qian1 yang2) – Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.)

Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.
Bab 3 <>
Strategi 13

“打草驚蛇“(da2 cao3 jing1 she2) – Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.

Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.
Strategi 14

“借屍還魂“(jie4 shi1 huan2 hun2) – Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)

Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.
Strategi 15

“調虎離山“(diao4 hu3 li2 shan1) – Giring macan untuk meninggalkan sarangnya.

Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Strategi 16

“欲擒故縱” (yu4 qin2 gu4 zong1) – Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.

Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17

“拋磚引玉” (pao1 zhuan1 yin3 yu4) – Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.

Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.
Strategi 18

“擒賊擒王” (qin2 zei2 qin2 wang2) – Kalahkan mush dengan menangkap pemimpinnya.

Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.
Bab 4 <>
Strategi 19

“釜底抽薪” (fu2 di3 chou1 xin1) – Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)

Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20

“混水摸魚” (hun4 shui3 mo1 yu2) – Memancing di air keruh.

Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Strategi 21

“金蟬脱殼” (jin1 chan2 tuo1 ke4) – Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)

Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22

“關門捉賊” (guan1 men2 zhuo1 zei2) – Tutup pintu untuk menangkap pencuri.

Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.
Strategi 23

“遠交近攻” (yuan3 jiao1 jin4 gong1) – Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.

Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24

“假道伐虢” (jia3 dao4 fa2 guo2) – Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.

Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.
Bab 5 <>
Strategy 25

“偷梁換柱” (tou1 liang2 huan4 zhu4) – Gantikan balok dengan kayu jelek.

Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.
Strategi 26

“指桑罵槐” (zhi3 sang1 ma4 huai2)– Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya.

Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27

“假痴不癲” (jia3 chi1 bu4 dian1)– Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.)

Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.
Strategi 28

“上屋抽梯” (shang4 wu1 chou1 ti1) – Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)

Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.
Strategi 29

“樹上開花” (shu4 shang4 kai1 hua1) – Hias pohon dengan bunga palsu.

Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.
Strategi 30

“反客為主” (fan3 ke4 wei2 zhu3) – Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.

Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.
Bab 6 <>

Strategi 31

“美人計” (mei3 ren2 ji4) – Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)

Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.
Strategi 32

“空城計” (kong1 cheng2 ji4) – Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.)

Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.
Strategi 33

“反間計” (fan3 jian1 ji4) – Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)

Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.
Strategi 34

“苦肉計” (ku3 rou4 ji4) – Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)

Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35

“連環計” (lian2 huan2 ji4) – Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.)

Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.
Strategi 36

“走為上策” (zou3 wei2 shang4 ji4)

Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:

“Jika seluruhnya gagal, mundur” – “三十六計,走為上策” (san1 shi2 liu4 ji4, zou3 wei2 shang4 ji4)

Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!

Labels: